Mon, 14 Oct 2024

Berita, 21 Dec 2022 13:49 - 1 tahun yang lalu

Apa dan Bagaimana Fenomena Solstis

  • Zola

admin

0 suka
245 dilihat
0 komentar
Berita
image
ilustrasi fenomena solstis | forbes.com

Hari ini dan besok [21 dan 22 Desember 2022], terjadi fenomena solstis. Apa itu? Bagaimana dampaknya bagi manusia?

 

Media arus utama sedang ramai membicarakan fenomena solstis. Ini adalah gejala alam yang terjadi sejak lama, seumur dengan Bumi kita. Solstis hanyalah fenomena astronomis biasa. Solstis diambil dari bahasa Latin: Solstitium, yang terdiri dari Sol, yang bermakna Matahari, dan Stitium [bentuk kerja dari Sistere] yang berarti tempat berhenti, singgah, atau balik. Solstis dapat diartikan sebagai ‘Titik Balik Matahari’.

 

Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika [Sumbu Kutub Utara-Selatan Ekliptika]. Saat Bumi berotasi, juga sekaligus mengorbit Matahari sehingga terkadang Kutub Utara dan belahan Bumi Utara condong ke Matahari, sementara Kutub Selatan dan belahan Bumi Selatan menjauhi Matahari.

 

Fenomena solstis adalah peristiwa yang terjadi saat Matahari terbenam paling jauh ke Barat atau terbit paling jauh ke Timur dari Garis Khatulistiwa pada saat solstis musim panas atau solstis musim dingin.

 

Selain solstis, yang menjadi titik ekstrim saat Matahari mencapai kulminasi karena rotasi Bumi, kita juga harus mengenal istilah ekuinoks.

 

Ekuinoks adalah peristiwa ketika kedudukan Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Fenomena ini juga ditandai dengan Matahari yang terbit dan tenggelam tepat di posisi Timur dan Barat. Oleh sebab itu, panjang siang dan malam sama-sama 12 jam. Ekuinoks terjadi dua kali setahun ketika sumbu Bumi tidak terinklinasi terhadap Matahari, dan pusat Matahari berada di bidang yang sama dengan khatulistiwa Bumi.

 

Berikut ini adalah jadwal titik balik Matahari di tahun 2022:

  • Ekuinoks 20 Maret pukul 15:33:23.

  • Solstis 21 Juni pukul 09:13:49.

  • Ekuinoks 23 September pukul 01:03:40.   

  • Solstis 21 Desember pukul 21:48:10.

 

Dampak Fenomena Solstis

Fenomena ini menjadi viral, karena beredar informasi hoax tentang dampak solstis bagi manusia. Informasi itu menghimbau agar masyarakat tidak boleh keluar karena solstis akan memicu bencana alam. Jelas, informasi itu tidak benar, karena solstis adalah fenomena astronomi biasa.

 

Lalu dampaknya bagi manusia? Nyaris tidak ada, selain hanya titik balik Matahari kembali menuju ekuinoks di Maret 2023. Solstis adalah pemicu perubahan musim di belahan Bumi Utara dan Selatan. Jadi, solstis 21 Juni adalah puncak musim dingin di Bumi Selatan [puncak musim panas di belahan Utara] dan solstis Desember adalah puncak musim dingin di belahan Utara [puncak musim panas di belahan Selatan].

 

Berikut ini adalah dampak fenomena solstis yang akan kita alami:

Belahan Bumi Selatan:

  • Matahari akan berkulminasi paling Selatan saat tengah hari. Kecuali di wilayah yang terletak di Garis Balik Selatan, Matahari akan berkulminasi tepat di zenit.

  • Intensitas radiasi Matahari akan maksimum untuk lintang sedang belahan Bumi Selatan [lebih dari 23,44 derajat].

  • Terjadi fenomena Matahari Tengah Malam atau Midnight Sun di wilayah Kutub Selatan. Hal ini terjadi karena Kutub Selatan condong ke Matahari, sehingga seluruh bagian kutub disinari Matahari. Panjang siang di wilayah Kutub Selatan menjadi 24 jam.

  • Matahari akan terbit di arah antara Timur dan Tenggara untuk lintang kurang dari 56 derajat baik Utara dan Selatan, tepat di Tenggara untuk lintang 56 derajat, serta di antara Tenggara dan Selatan untuk lintang lebih dari 56 derajat baik Utara maupun Selatan.

  • Matahari akan terbenam di arah antara Barat dan Barat Daya untuk lintang kurang dari 56 derajat baik Utara atau Selatan, tepat di Barat Daya untuk lintang 56 derajat, di antara Barat Daya dan Selatan untuk lintang lebih dari 56 derajat baik Utara atau Selatan.

  • Terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan Bumi Selatan,

  • Panjang siang [dihitung dari Matahari terbit ke terbenam] akan lebih panjang daripada panjang malam [dari Matahari terbenam ke terbit].

 

Belahan Bumi Utara:

  • Malam [dari Matahari terbenam ke terbit] akan lebih panjang daripada siang [dihitung dari Matahari terbit ke terbenam].

  • Untuk lintang sedang belahan Bumi Utara [lebih dari 23,44 derajat], intensitas radiasi Matahari akan minimum.

  • Di wilayah Kutub Utara akan terjadi fenomena Malam Kutub atau Polar Night. Hal ini karena Kutub Utara menjauhi Matahari, sehingga seluruh bagian kutub tidak disinari Matahari. Panjang malam di wilayah Kutub Utara menjadi 24 jam.

  • Di lintang sedang belahan Bumi Utara terjadi puncak musim dingin.

  • Untuk lintang rendah atau kurang dari 23,44 derajat, baik di belahan Bumi Utara maupun belahan Bumi Selatan, terjadi puncak musim penghujan. [][@evaevilia666/KK]

 

 



 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu