admin
Asam urat adalah kondisi yang disebabkan penumpukan kristal urat, yang terbentuk dari kelebihan asam urat di dalam darah. Ikuti ilustrasi cerita berikut ini.
Andi telah mengidap asam urat selama lebih dari satu dekade. Awalnya, dia mengabaikan nyeri sendi yang tiba-tiba di ibu jari kakinya, menganggapnya sebagai efek samping dari pekerjaannya yang mengharuskan dia berdiri berjam-jam. Namun, saat serangan menjadi lebih sering dan nyeri memburuk, dia sadar bahwa ini bukan hanya karena kelelahan. Serangan yang terjadi biasanya di malam hari, membuatnya terjaga karena rasa sakit yang intens dan sendi yang bengkak serta memerah. Dengan dorongan dari keluarganya, Andi akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Setelah serangkaian tes darah, dokter mendiagnosis Andi dengan hiperurisemia kronis, yang umumnya dikenal sebagai asam urat. Dokter menjelaskan bahwa kondisi ini terjadi karena penumpukan asam urat dalam darah yang kemudian mengkristal di sendi. Sebagai bagian dari pengobatannya, Andi dianjurkan untuk melakukan perubahan signifikan dalam diet dan gaya hidupnya. Dia mulai mengurangi konsumsi daging merah, jeroan, dan makanan laut yang tinggi purin, serta menghindari alkohol. Selain itu, dokter juga meresepkan allopurinol untuk membantu menurunkan kadar asam urat dalam darahnya.
Perubahan ini tidak mudah bagi Andi, terutama mengingat kebiasaan makan dan gaya hidupnya selama bertahun-tahun. Namun, dengan dukungan keluarga dan bantuan dari grup pendukung asam urat yang dia ikuti, dia berhasil mengadopsi kebiasaan baru yang lebih sehat. Minum lebih banyak air dan menjaga berat badan ideal menjadi bagian rutin dari hari-harinya. Walaupun masih ada sesekali serangan, frekuensi dan intensitasnya telah berkurang drastis. Andi kini lebih mampu mengelola kondisinya dan menjalani hidup dengan lebih nyaman, dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya perawatan proaktif dan manajemen kondisi kronis.
Asam urat adalah produk limbah yang dihasilkan dari pemecahan zat purin yang terdapat dalam banyak makanan. Biasanya, asam urat dilarutkan dalam darah, diangkut ke ginjal, dan dikeluarkan melalui urine. Namun, jika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau jika ginjal tidak mengeluarkan cukup asam urat, kadar asam urat dalam darah bisa meningkat, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia.
Penyebab Asam Urat
Penyebab utama asam urat adalah peningkatan produksi asam urat atau penurunan kemampuan tubuh untuk mengeluarkannya. Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko termasuk konsumsi makanan yang tinggi purin [seperti daging merah, jeroan, dan beberapa jenis ikan], konsumsi alkohol, obesitas, dehidrasi, faktor genetik, dan kondisi kesehatan tertentu seperti hipertensi dan penyakit ginjal.
Gejala Asam Urat
Gejala asam urat umumnya muncul secara tiba-tiba dan sering kali terjadi di malam hari. Gejala-gejala tersebut bisa meliputi:
» Nyeri hebat pada sendi yang terkena, biasanya sendi di ibu jari kaki.
» Pembengkakan, kemerahan, dan rasa panas di area yang terkena.
» Kesulitan bergerak pada sendi yang terkena.
Baca Juga: Menurunkan Kadar Kolesterol dan Asam Urat Usai Santap Hidangan Kurban
Siapa yang Dapat Terserang?
Asam urat lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita, terutama mereka yang berusia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih cenderung mengalami gejala setelah menopause. Faktor risiko termasuk memiliki riwayat keluarga dengan asam urat, konsumsi alkohol, diet tinggi purin, dan obesitas.
Diet Asam Urat
Pengidap asam urat perlu menghindari atau membatasi asupan makanan dan minuman yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Berikut adalah daftar makanan dan minuman yang umumnya harus dihindari atau dikonsumsi dengan sangat terbatas:
Makanan Tinggi Purin [Harus Dihindari]
1. Daging Merah: Terutama daging sapi, daging kambing, dan daging babi.
2. Jeroan: Seperti hati, ginjal, jantung, dan otak.
3. Makanan Laut: Beberapa jenis makanan laut tinggi purin, termasuk sarden, kerang, ikan haring, dan mackerel.
4. Daging Olahan: Seperti sosis, bacon, dan daging asap lainnya.
Makanan dan Minuman Lain yang Perlu Dibatasi
1. Minuman Beralkohol: Terutama bir dan minuman keras yang dapat meningkatkan kadar asam urat dan mengurangi kemampuan ginjal untuk mengeluarkan asam urat.
2. Minuman Bersoda dan Fruktosa Tinggi: Minuman yang mengandung pemanis buatan tinggi fruktosa dapat memicu peningkatan produksi asam urat.
3. Makanan yang Digoreng atau Berlemak Tinggi: Meskipun tidak langsung meningkatkan asam urat, makanan berlemak dapat memperburuk kondisi dan mempengaruhi fungsi ginjal.
Makanan dengan Purin Sedang [Dikonsumsi dengan Moderasi]
1. Daging Unggas: Ayam dan kalkun memiliki purin lebih sedikit dibanding daging merah tetapi harus dikonsumsi secara moderat.
2. Kacang-kacangan dan Legum: Termasuk lentil dan kacang polong, yang memiliki purin namun juga menyediakan nutrisi penting lainnya.
3. Sayuran: Beberapa sayuran seperti asparagus, bayam, dan jamur memiliki purin sedang. Namun, kebanyakan sayuran tidak meningkatkan risiko serangan asam urat secara signifikan dan biasanya aman untuk dikonsumsi.
Umumnya Aman
1. Biji-bijian: Pilihlah biji-bijian utuh seperti beras merah, quinoa, dan barley.
2. Produk Susu Rendah Lemak: Susu dan produk susu yang rendah lemak dapat membantu mengurangi risiko serangan asam urat.
3. Buah-buahan: Kebanyakan buah aman untuk dikonsumsi, meski beberapa orang mungkin perlu membatasi buah-buahan yang sangat manis atau tinggi fruktosa.
Pengidap asam urat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang lebih spesifik berdasarkan kondisi kesehatan individu. Perubahan diet harus disesuaikan dengan kebutuhan pribadi dan kondisi kesehatan keseluruhan untuk memastikan manajemen asam urat yang efektif.
Faktor Kambuh
Asam urat bisa kambuh ketika faktor-faktor seperti diet, konsumsi alkohol, dehidrasi, atau penyakit lain mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Stres fisik atau emosional juga dapat memicu serangan.
Asam Urat Akut
Serangan asam urat akut bisa sangat menyakitkan. Pengobatan cepat dan efektif penting untuk mengurangi intensitas serangan. Pengobatan dapat mencakup obat anti-inflamasi nonsteroid [NSAID], kolchisin, atau kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi dan nyeri.
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan asam urat melibatkan mengubah gaya hidup dan diet:
» Mengurangi asupan makanan tinggi purin.
» Meningkatkan konsumsi air.
» Mengurangi atau menghindari alkohol.
» Menjaga berat badan sehat.
Pengobatan jangka panjang mungkin termasuk obat yang mengurangi produksi asam urat atau meningkatkan pengeluarannya, seperti allopurinol atau febuxostat. Penting untuk bekerja sama dengan dokter untuk mengelola kondisi ini secara efektif, termasuk melakukan pemeriksaan rutin dan menyesuaikan pengobatan sesuai kebutuhan. [][Rudi Tenggarawan/KK]
*penulisan artikel ini dibantu ChatGPT 4
Belum ada komentar !