admin
Setiap tahun, Hari PBB merayakan lahirnya sebuah entitas unik dengan visi perubahan global: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada 24 Oktober 78 tahun lalu, Piagam PBB diberlakukan. Hari ini menyoroti peran penting yang dimainkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memupuk perdamaian dan keamanan, kerjasama dan solidaritas antar-bangsa, serta pembangunan berkelanjutan.
“Semangat multilateralisme dan kolaborasi harus diperkuat kembali untuk menghadapi tantangan global dan bersama dengan persiapan untuk KTT Masa Depan [summit of the future] tahun depan. Indonesia tetap berkomitmen untuk memperkuat multilateralisme dan menjadi bagian dari solusi,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sambutannya dalam keterangan pers yang diterima KedaiKata.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki legitimasi global yang tak tertandingi, kewenangan, dan peran normatif. Organisasi ini tetap menjadi harapan untuk masa depan yang lebih cerah dalam skala global. Sekarang, lebih dari sebelumnya, tuntutan bagi bangsa-bangsa untuk bekerja demi dunia yang bersatu.
“Sejak PBB didirikan, perang dunia ketiga telah dihindari, jutaan anak telah divaksinasi, hak-hak perempuan telah maju, populasi yang rentan diberi suara. Meskipun memiliki keterbatasan dan ketidaksempurnaan, PBB terus menjadi harapan terbaik kita untuk perdamaian,” ungkapan Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa Bangsa di Indonesia, Valerie Julliand.
Untuk memperingati hari tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia -bermitra dengan Kementerian Luar Negeri- mengadakan serangkaian talk show dan pameran.
Dengan partisipasi dari dua puluh lembaga PBB yang beroperasi di Indonesia, pameran tersebut memberikan wawasan kepada pengunjung tentang jalur karier potensial dalam lembaga-lembaga tersebut, mengungkap operasi multifaset dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Diplomasi Global, Transisi Energi, dan Pelestarian Budaya
Talk show berfokus kepada peran Indonesia dalam diplomasi multilateral, transisi energi yang sedang berlangsung, pentingnya menjaga warisan budaya takbenda dan peluang kerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Diskusi panel pertama memberikan wawasan tentang multilateralisme seperti yang dilihat oleh pemuda Indonesia, dan membahas peluang kerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta panduan tentang bagaimana diplomat, ahli, dan pemuda Indonesia dapat meningkatkan prospek mereka untuk mendapatkan posisi di PBB.
Talk show tentang transisi energi menyoroti perjalanan Indonesia menuju solusi energi berkelanjutan. Ini mengakui kemajuan di bidang seperti elektrifikasi dan promosi masak bersih, tetapi juga menggali tantangan yang dihadapi. Saat negara-negara di seluruh dunia berjuang dengan kebutuhan mendesak untuk transisi ke sumber energi berkelanjutan, wawasan dari pengalaman Indonesia sangat berharga.
Baca Juga: Indonesia-PBB Terbitkan Laporan Capaian TPB/SDGS Sepanjang 2022
“Energi berada di inti pembangunan. Ini menggerakkan ekonomi dan mendorong kemajuan teknologi. Lebih dari aplikasi praktiknya, akses energi berkelanjutan dapat mengubah masyarakat, menjembatani kesenjangan dan mempromosikan pertumbuhan inklusif,” Julliand mencatat selama talk show.
Pelestarian budaya juga menjadi pusat perhatian saat talkhow. Saat dunia mempersiapkan diri untuk peringatan ‘Konvensi untuk Pelestarian Warisan Budaya Takbenda’, pentingnya menghargai dan memperjuangkan harta budaya menjadi sorotan. Dialog menekankan nilai intrinsik warisan budaya dalam mempromosikan persatuan dan pemahaman global.
Diskusi-diskusi ini tidak hanya menyoroti pentingnya menjaga warisan budaya takbenda untuk persatuan global, tetapi juga menekankan peran warisan budaya dalam meningkatkan dialog dan mengakui upaya komunitas dalam melestarikan warisan budaya mereka.
“Saya ucapkan selamat ulang tahun ke-78 untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mari kuatkan komitmen bersama kita, untuk bekerja sama dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran untuk dunia yang lebih baik,” Menteri Luar Negeri menutup sambutan di acara tersebut. [][Eva Evilia/PR/KK]
Belum ada komentar !