Mon, 20 May 2024

Berita, 01 Feb 2024 14:15 - 3 bulan yang lalu

Indonesia Memasuki Aliansi Energi PBB sebagai Langkah Global Menuju Keberlanjutan Energi

  • Zola

admin

0 suka
50 dilihat
0 komentar
Berita
image
Hamparan Sistem Panel Surya (Foto PBB/Mind the Earth Exhibition)

Indonesia berkomitmen sebesar US$122 miliar atau setara Rp1,92 triliun untuk Sustainable Development Goal 7 [SDG7]  dengan fokus pada energi bersih, terjangkau dan nol emisi karbon melalui Energy Compacts.

 

Energy Compacts adalah komitmen sukarela, dimulai dari pertemuan tingkat tinggi tentang energi yang diadakan oleh PBB pada September 2021. Tujuannya untuk mempercepat langkah-langkah mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-7 (SDG7) dengan fokus pada nol emisi karbon. Pada 2023, inisiatif ini diakui sebagai upaya yang signifikan dalam mencapai SDG oleh Sekretaris Jenderal PBB.

Negara Indonesia resmi meluncurkan Energy Compact dan bergabung dengan komunitas global yang berkomitmen pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 (SDG7) dan nol emisi karbon. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam transisi energi di Indonesia sesuai dengan Peta Jalan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Komitmen pendanaan mencapai lebih dari US$122 miliar, dengan fokus pada pembiayaan kesenjangan kelayakan, pengembangan proyek, peningkatan kredit investasi, dan mekanisme pembiayaan campuran.

Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan andil energi terbarukan, dengan target 23 persen pada tahun 2029. Pemerintah juga berencana untuk mempercepat konektivitas jaringan listrik di beberapa daerah, terutama di kawasan industri dan zona ekonomi.

Upaya Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan melampaui SDG7 yang melibatkan investasi signifikan hingga US$ 272 miliar pada tahun 2030. Pemerintah telah menetapkan investasi senilai US$ 5 miliar untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan pada tahun tersebut.

Panel Surya (Board Climate Change COP 22/Karin Orantes)
Panel Surya (Board Climate Change COP 22/Karin Orantes)

Indonesia berupaya meningkatkan efisiensi energi dalam perekonomiannya dengan target pengurangan intensitas energi 1% per tahun. Selain itu, negara ini menargetkan peningkatan kapasitas pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor energi, dari 358 MtCO2e menjadi 446 MtCO2e berkurang 24,5% pada 2030. Hal ini sebagai upaya dengan tujuan global untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060.

Energy Compact memperkuat komitmennya melalui Rencana Transisi Energi Bersama (JETP) Indonesia, yang menitikberatkan pada persiapan masyarakat dan menghadapi tantangan seperti penciptaan lapangan kerja hijau yang adil. Pemerintah turut serta aktif bersama otoritas keuangan, mendorong regulasi guna menciptakan peta jalan finansial berkelanjutan, dengan memanfaatkan instrumen seperti obligasi hijau dan obligasi terkait SDGs.

Selain itu, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peraturan konservasi energi, mewajibkan program efisiensi energi nasional, standar kinerja energi minimum, pelabelan peralatan listrik, elektrifikasi, implementasi kendaraan listrik, standar penghematan bahan bakar, dan kampanye kesadaran publik.

“Kami berusaha untuk berbagi pencapaian dan mempercepat pembicaraan, dengan mempertimbangkan ekonomi hijau sebagai pengubah permainan. Melalui Energy Compacts, Indonesia berfokus pada pengembangan besar-besaran untuk energi terbarukan, termasuk panel surya terapung, biomassa wajib, dan transisi dari pembangkit listrik tenaga diesel ke energi terbarukan." Ungkap  Dr. Vivi Yulaswati selaku Deputi Menteri Bidang Sumber Daya Alam dan Kemaritiman dan Kepala Sekretariat SDG Badan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengenai komitmen Indonesia di COP28 dalam rilis yang diterima redaksi Kedaikata.com.

Sementara itu, Damilola Ogunbiyi, CEO dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Energi Berkelanjutan untuk Semua serta Ketua Bersama UN-Energy, mengatakan, "Saya dengan senang hati menyampaikan ucapan selamat kepada Republik Indonesia atas pencapaiannya yang ambisius dalam Energy Compact. Hal ini mencerminkan komitmen Indonesia yang tak tergoyahkan terhadap pembangunan berkelanjutan dan masa depan yang lebih hijau”.

Valerie Julliand selaku Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, mengatakan tentang Energy Compact di Indonesia, "Mendukung Pemerintah Indonesia menuju masa depan energi yang berkelanjutan telah menjadi fokus utama PBB di Indonesia. Kami sangat senang dengan peluncuran Energy Compact ini, yang memiliki target ambisius dalam hal energi terbarukan, konektivitas jaringan listrik, dan konservasi energi. Kami juga akan terus mendukung pemerintah dalam Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan.

Lentera dan Panel Surya (Board Habitat III/Florencia Soto)
Lentera dan Panel Surya (Board Habitat III/Florencia Soto)

PBB di Indonesia melalui koordinasi Kantor Perwakilan PBB di Indonesia, bekerja sama dengan Sustainable Energy for All, telah merancang " One UN Strategy ". Dalam strategi ini, sepuluh badan PBB akan memberikan panduan kebijakan, pengembangan kapasitas, akses keuangan, berbagi pengetahuan, dan bantuan teknis dalam upaya Energy Compact.

Dan Energy Compact sejalan dengan usaha global melawan perubahan iklim dan menetapkan standar tinggi untuk negara-negara lain. Sustainable Energy for All tetap mendukung Pemerintah Indonesia dalam membuka jalan menuju masa depan yang lebih bersih dan cerah bagi warganya serta komunitas global. [][Eva Evilia/PR/KK]

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu