Thu, 21 Nov 2024

Berita, 30 Apr 2024 11:38 - 6 bulan yang lalu

IOM Indonesia Menerima Penghargaan Hasan Wirajuda

  • Zola

admin

0 suka
57 dilihat
0 komentar
Berita
image
Kepala Misi IOM untuk Indonesia Jeffrey Labovitz menerima penghargaan HPWA dari Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi - Jakarta, 26 April 2024 [Muhammad Aldi Rahman/ UNIC Jakarta]

International Organization for Migration [IOM], organisasi internasional PBB untuk migrasi, memperoleh anugerah Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI [HWPA] dari Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, atas bantuan dan pelindungannya terhadap warga negara Indonesia.


IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima penghargaan ini dalam kategori ‘Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri’.


Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI merupakan penghargaan tahunan yang diberikan Kementerian Luar Negeri kepada individu dan institusi dari berbagai sektor, termasuk kepala perwakilan RI di luar negeri, pejabat/staf perwakilan RI, mitra kerja Kementerian Luar Negeri dan mitra kerja perwakilan RI.


Selain itu, penghargaan ini juga diberikan kepada instansi pemerintah atau pemerintah daerah, media, masyarakat sipil, pelayanan publik di perwakilan RI, dan tokoh-tokoh inspiratif yang memberikan kontribusi luar biasa bagi pelindungan WNI di luar negeri.


Dari keterangan pers yang diterima KedaiKata, tema tahun ini berfokus kepada “Pelindungan dari Hulu ke Hilir: Pemberantas Tindak Pidana Perdagangan Orang [TPPO] Berbasis Teknologi.”

IOM 3.jpeg

Foto bersama para penerima penghargaan HWPA dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Mantan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda - Jakarta, 26 April 2024 [Muhammad Aldi Rahman /UNIC Jakarta]

Tahun ini, ada 23 individu dan enam lembaga dianugerahi penghargaan dalam acara yang diselenggarakan di Jakarta.

RPTC Bambu Apus, sebuah unit kerja nasional di bawah Kementerian Sosial, juga menerima penghargaan di bawah kategori Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri.

Pemerintah Indonesia memperkirakan sekitar 3.428 orang Indonesia dipaksa bekerja dalam berbagai bentuk aktivitas kriminal daring di wilayah ASEAN, antara tahun 2020 dan 2023.

Unit Anti Perdagangan Orang IOM telah memberikan bantuan khusus bagi korban yang terdiri dari pemulangan, reintegrasi ekonomi, konseling psikologis, dan pelatihan literasi keuangan bagi 71 orang Indonesia yang menjadi korban perdagangan orang untuk tujuan pemaksaan kerja paksa.

Selain itu, IOM Indonesia juga telah mendukung berbagai upaya pencegahan dan peningkatan kesadaran, seperti film pendek hasil kolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Creative Goods Inc. yang berjudul ‘Through the Screen.’

IOM 4.jpg

Pemutaran film pendek kolaborasi IOM Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri dan Creative Goods Inc. “Through The Screen” untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penipuan daring melalui iklan lowongan kerja palsu yang mengarah kepada eksploitasi manusia pada upacara penghargaan HWPA - Jakarta, 26 April 2024 [IOM Indonesia]

Film pendek ini menggambarkan bagaimana seorang anak muda dapat menjadi korban perdagangan orang untuk dipekerjakan secara paksa melalui call center penipuan di berbagai negara di Asia Tenggara.

Film ini telah ditonton lebih dari 22.000 kali secara daring dan kampanyenya telah mencapai lebih dari 3 juta penonton di berbagai platform media sosial.

 

Baca Juga: From Seoul to Your Soul, Bring Up Your Confidence

Menerima penghargaan tersebut sebagai perwakilan IOM, Jeffrey Labovitz, Kepala Misi IOM di Indonesia, menegaskan dedikasi teguh organisasi ini untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dalam upaya memerangi perdagangan orang.

 

IOM 2.jpeg

Dari kiri ke kanan, Jeffrey Labovitz Kepala Misi IOM untuk Indonesia, Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Hasan Wirajuda dan Julanita R.S. Natalegawa National Partnership & Liaison Officer IOM Indonesia pada acara Hasan Wirajuda Pelindungan WNI [HWPA] - Jakarta, 26 April 2024 [Muhammad Aldi Rahman/UNIC Jakarta]

“Komitmen kami,” ujar Labovitz, “adalah membekali para pekerja migran Indonesia dengan informasi yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang tepat terkait prospek pekerjaan mereka dan untuk memastikan migrasi yang aman, tertib dan teratur. Kami merasa terhormat dan bersyukur menerima penghargaan ini dan menganggapnya sebagai pengakuan atas kerja sama yang erat dan berharga dengan Kementerian Luar Negeri dan Pemerintah Indonesia,” pungkasnya. [][Rudi Tenggarawan/PR/KK]

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu