Mon, 20 May 2024

Sains, 29 May 2023 11:45 - 11 bulan yang lalu

Kehidupan Simpanse: Kera Cerdas di Hutan Tropika

  • Zola

admin

0 suka
89 dilihat
0 komentar
Sains
image
ilustrasi simpanse | pexels.com/Rabenspiegel

Simpanses adalah kera yang asalnya hidup di hutan tropika Afrika. Mereka dibedakan menjadi dua jenis, yaitu simpanse biasa [Pan troglodytes] dan simpanse beringin [Pan paniscus].

 

Simpanse merupakan anggota keluarga Hominidae bersama bonobo, gorila, manusia, dan orangutan. Simpanse memiliki rata-rata berat 40-70kg untuk jantan dan 27-50kg untuk betina, serta tinggi 120 hingga 150cm. Simpanse terpisah dengan manusia dalam ranting keluarga sekitar 4 - 6 juta tahun lalu. Simpanse adalah satu-satunya anggota yang diketahui dari sub-suku Panina. Kedua spesies Pan tersebut terpisah sekitar 1 juta tahun lalu.

 

Rambut hitam menutupi sebagian besar tubuh simpanse, kecuali bagian wajah, jari tangan, jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki mereka. Simpanse memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih kuat dari bonobo. Meskipun mirip dengan manusia dalam beberapa hal, kehidupan simpanse punya cerita tersendiri, mulai dari cara mencari makan hingga berinteraksi dengan sesama.


Kebiasaan Makan

Simpanses adalah omnivora, artinya mereka memakan segala jenis makanan, seperti buah-buahan, daun, biji-bijian, serangga, dan bahkan daging. Saat mencari makanan, simpanse biasa terkadang merambat di atas pohon untuk mencapai buah-buahan yang sulit dicapai. Sedangkan simpanse beringin, karena hidup di hutan yang lebih rendah, mereka lebih banyak mencari makan di tanah.

Selain mencari makan untuk diri sendiri, simpanse juga sering berbagi makanan dengan anggota kelompok lainnya. Biasanya mereka membagikan makanan kepada kerabat atau mereka yang membantu mencari makanan. Simpanse juga bisa mengingat tempat-tempat yang banyak makanan tumbuh atau tempat-tempat yang pernah dikunjungi untuk mencari makanan.

 

Interaksi Sosial

Simpanse hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa individu, terutama betina. Setiap kelompok memiliki hierarki dan daerah kekuasaan sendiri. Dalam kelompok, simpanse saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai cara, seperti bahasa tubuh, suara, dan juga ekspresi wajah.

 

Simpanse juga sering melakukan aktivitas sosial, seperti merapikan bulu, memandikan teman, dan saling memeluk. Mereka juga sering terlibat dalam pertarungan dengan kelompok lain, terutama jika ada sumber daya yang terbatas. Namun, pertarungan tersebut biasanya tidak sampai membunuh lawan.

 

Baca Juga: Mari Berkenalan dengan Tonggeret

 

Musuh

Di alam liar, simpanse memiliki sejumlah musuh besar yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Beberapa musuh tersebut antara lain adalah jaguar, harimau, anjing liar, serta manusia. Terlebih lagi, keberadaan simpanse di alam liar semakin terancam karena adanya aktivitas manusia seperti pembukaan hutan dan perburuan liar.

Jika bertemu musuhnya, simpanse biasanya akan menunjukkan tanda-tanda agresi seperti berteriak, menggertakkan gigi, dan memukul tubuh dan tanah dengan tangan dan kaki mereka. Jika musuh tersebut tetap mengancam, maka simpanse akan berusaha untuk kabur dan menghindar atau bahkan berkelahi dengan musuhnya. Namun, simpanse umumnya akan mencoba untuk menghindari pertempuran langsung dengan musuh mereka jika memungkinkan. Kendati begitu, jangan coba-coba untuk bertarung dengan mereka, karena kemungkinan Anda untuk menang sangatlah kecil.

Untuk menghindari ancaman musuh yang sering kali berupa manusia atau perburuan liar, konservasi dan penegakan hukum yang ketat diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan habitat simpanse di alam liar. Selain itu, pendidikan dan kesadaran masyarakat juga penting dalam upaya menjaga keberadaan simpanse dan mencegah tindakan yang merusak habitat mereka.

 

Kemampuan Kognitif

Simpanse memiliki kecerdasan yang luar biasa. Mereka mampu menggunakan alat, seperti memecahkan kelapa, menggunakan alat untuk mencari makanan, dan bahkan menggunakan tumbuhan obat sebagai pengobatan. Selain itu, simpanse juga mampu mengingat wajah dan nama dari teman dan lawan dalam kelompoknya.

Mereka mampu belajar secara otodidak. Dalam sebuah studi, seekor simpanse yang diajari memecahkan teka-teki sederhana ternyata mampu mencari solusi baru yang lebih efektif tanpa bantuan manusia. Selain itu, simpanse juga mampu merencanakan dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang kompleks.

 

Kesehatan dan Konservasi

Sayangnya, populasi simpanse terus menurun di alam liar karena adanya pembukaan hutan dan perburuan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa simpanse juga bisa terinfeksi virus yang sama dengan virus COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga habitat simpanse dan tidak memperbolehkan adanya perburuan liar.

 

Di penangkaran, simpanse juga sering menderita kelelahan mental dan mengalami stres akibat dari lingkungan yang tidak layak. Oleh karena itu, konservasi simpanse harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan kebutuhan hewan tersebut.


Hewan yang cerdas dan kompleks dalam hidupnya ini sering dianggap sebagai salah satu primata terdekat dengan manusia dari segi perilaku dan kemampuan kognitif. Sudah saatnya kita mulai memperhatikan betapa pentingnya keberadaan simpanse dan menjaga habitat mereka agar terus dapat hidup bebas dan berkembang biak di alam liar. [][Rommy Rimbarawa/KK]

Sumber:

1. Goodall, Jane. [1986]. The Chimpanzees of Gombe: Patterns of Behavior. Harvard University Press.

2. Wrangham, R. W. [1980]. An ecological model of female-bonded primate groups. Behaviour, 75[3/4], 262-300.

3. Socha, J. J. [2019]. Chimpanzees [Pan troglodytes] and human beings [Homo sapiens] as self-injuring animals. International Journal of Comparative Psychology, 32[1], 1-15.

4. Pruetz, J. D., & Bertolani, P. [2009]. Savanna chimpanzees, Pan troglodytes verus, hunt with tools. Current Biology, 19[5], 1-7.

 

 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu