admin
Kata siapa jadi polisi wanita, tak bisa berkiprah di kancah internasional, dan mendapat penghargaan atas jerih payahnya menjadi bagian dari penjaga perdamaian di daerah konflik?
Pada Senin [13/11] lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB] mengumumkan bahwa Brigadir Polisi Satu Renita Rismayanti, dari Indonesia, akan menerima Penghargaan Petugas Polisi Wanita Terbaik PBB Tahun 2023 pada 16 November 2023. Penghargaan ini akan diberikan di acara tahunan Pekan Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berlangsung di Markas Besar PBB pada 13-17 November.
Dari keterangan pers yang diterima KedaiKata disebutkan, Brigadir Polisi Satu Rismayanti bertugas sebagai Petugas Basis Data Kriminal [Crime Database Officer] di Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah [MINUSCA]. Dalam perannya ini, ia membantu mengonsep dan mengembangkan basis data kriminal yang memungkinkan Polisi PBB untuk memetakan dan menganalisa titik-titik rawan kejahatan dan kekacauan, yang akan membantu pasukan keamanan negara untuk merencanakan operasi mereka dengan lebih baik dalam mendukung penduduk setempat.
“Inovasi dan upaya Sersan Satu Polisi Rismayanti dalam memanfaatkan data dalam pemeliharaan perdamaian PBB dan kepolisian Republik Afrika Tengah telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan keamanan bagi masyarakat yang rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix.
“Rismayanti,” ujar Lacroix, “menjadi contoh yang baik tentang bagaimana partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam pemeliharaan perdamaian meningkatkan efektivitas pekerjaan perlindungan dan pembangunan perdamaian kami untuk menghadapi tantangan hari ini dan masa depan dengan lebih baik.”
Brigadir Polisi Satu Rismayanti mengatakan bahwa ia merasa beruntung dapat menggunakan kemampuan teknologinya untuk meningkatkan keamanan bagi masyarakat di seluruh Republik Afrika Tengah.
Nita, begitu panggilan Renita Rismayanti, adalah seorang Perwira Polisi Indonesia, yang saat ini bertugas sebagai perwira polisi perorangan di Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah [MINUSCA] sebagai petugas basis data kriminal di Bagian Intelijen dan Analisis Kejahatan.
Kelahiran 28 Oktober 1996 ini menempuh pendidikan di Sekolah Polisi Negara [SPN] Purwokerto dan lulus pada 2014. Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, Renita mengawali tugasnya di Polresta Magelang sebelum akhirnya dipindahkan ke PID Bid Humas Polda Jawa Tengah pada Mei 2015. Ia membangun kariernya di Kepolisian Republik Indonesia sebagai petugas informasi publik dan pernah bekerja di bidang pelatihan, administrasi, dan logistik.
“Saya berharap visibilitas yang didapat dari memenangkan penghargaan ini akan memperkuat di kalangan perempuan dan anak-anak perempuan bahwa semua bidang keahlian dalam kepolisian terbuka untuk kita,” sebutnya.
Baca Juga: Indonesia-PBB Terbitkan Laporan Capaian TPB/SDGS Sepanjang 2022
Pada usia 27 tahun, Nita adalah pemenang Penghargaan Petugas Polisi Wanita Terbaik PBB termuda yang pernah ada. Berbekal pengalaman di bidang administrasi, pelatihan, dan logistik, ditambah kemampuannya berkomunikasi dalam bahasa Inggris, Nita mendapat kesempatan untuk melibatkan diri dalam tugas internasional.
Sebelum ditempatkan sebagai perwira polisi perorangan pada Juni 2022, ia ditempatkan di Kantor Pelatihan dan Administrasi Pemeliharaan Perdamaian. Di tempat ini, ia unggul dalam berbagai tanggung jawab termasuk seleksi personel, penilaian kompetensi, dan pengadaan logistik untuk pelatihan pra-penempatan selama 5 tahun. Dia juga pernah bekerja di Petugas Informasi Publik dan berpengalaman dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan kejahatan.
“Setelah mencapai banyak hal dengan merangkul teknologi di bidang yang secara tradisional didominasi laki-laki, Sersan Satu Polisi Rismayanti mewakili masa depan kepolisian Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Penasihat Kepolisian Perserikatan Bangsa-Bangsa, Faisal Shahkar.
“Ia dan rekan-rekannya membantu membangun kepercayaan dan keyakinan antara otoritas lokal dan masyarakat, yang membuat pekerjaan Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi lebih efektif dan masyarakat menjadi lebih aman,” sambung Shahkar lagi.
Penghargaan Petugas Polisi Wanita PBB Tahun ini didirikan pada 2011 untuk mengakui kontribusi luar biasa dari petugas polisi wanita dalam operasi perdamaian PBB dan untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan.
Penghargaan ini akan diberikan selama Pekan Polisi, pertemuan tahunan para kepala komponen polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa dari operasi pemeliharaan perdamaian, misi politik khusus, dan kantor-kantor lainnya, dan mencakup keterlibatan interaktif dengan kepemimpinan senior Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pengarahan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Komite Khusus untuk Operasi Penjaga Perdamaian di Majelis Umum.
Sekitar 10.000 Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa diberi wewenang untuk bertugas di 16 operasi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka bekerja untuk meningkatkan perdamaian dan keamanan internasional dengan mendukung negara tuan rumah dalam situasi konflik, pascakonflik, dan situasi krisis lainnya.
Partisipasi perempuan di Kepolisian Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2015. Hingga saat ini, Kepolisian Perserikaan Bangsa-Bangsa telah mencapai target 2023 yang ditetapkan dalam Strategi Kesetaraan Gender Berseragam. Dan di dua dari empat kategori personel, Kepolisian Perserikatan Bangsa-Bangsa telah melebihi target 2028.
Hingga September 2023, petugas polisi perempuan merupakan 43,1% dari petugas profesional yang dikontrak di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, 24,6% dari petugas profesional yang dikontrak di lapangan, 31,8% dari petugas polisi perorangan, dan 15,6% dari anggota Unit Polisi yang dibentuk. Perempuan juga menduduki enam dari 13 posisi [yaitu 46,2%] sebagai kepala atau wakil kepala polisi di Mali, Siprus, Kosovo, dan Abyei Sudan Selatan. [][Eva Evilia/PR/KK]
Belum ada komentar !