Wed, 15 Jan 2025

Psikologi, 14 Jan 2025 09:02 - 1 hari yang lalu

Sikap Ngeyel, Apa Penyebabnya?

  • Zola

admin

0 suka
6 dilihat
0 komentar
Psikologi
image
ilustrasi ngeyel - KedaiKata | canva.com

Sikap ngeyel adalah kecenderungan untuk tetap mempertahankan pendapat atau pandangan, meskipun sudah ada argumen atau bukti yang lebih kuat.

 

Orang yang ngeyel atau keras kepala sering sulit menerima kritik atau masukan dari orang lain. Mereka cenderung mengabaikan logika dan lebih mengutamakan pembelaan terhadap apa yang mereka yakini benar. Sikap ini sering membuat diskusi menjadi sulit dan tidak produktif.

 

Ngeyel biasanya muncul dari rasa ingin mempertahankan harga diri atau kepercayaan diri yang berlebihan. Orang yang ngeyel mungkin merasa bahwa mengakui kesalahan akan membuat mereka terlihat lemah. Selain itu, kurangnya kemampuan mendengarkan atau memahami sudut pandang lain juga menjadi penyebab utama. Sikap ini juga sering diperkuat oleh kebiasaan atau pola komunikasi yang tidak sehat dalam lingkungan seseorang.

 

Sikap ngeyel tidak hanya menghambat komunikasi yang efektif tetapi juga merusak hubungan sosial. Ketika seseorang terlalu keras kepala, orang lain cenderung enggan berdiskusi dengannya. Akibatnya, potensi untuk saling belajar dan bertukar pikiran menjadi hilang. Mengatasi sikap ini memerlukan kesadaran diri, kesediaan untuk mendengar, dan kemampuan menerima perbedaan pendapat. Dengan begitu, interaksi sosial akan menjadi lebih sehat dan produktif.

 

Latar Belakang Sikap Ngeyel

ilustrasi ngeyel - KedaiKata 2.jpg
ilustrasi ngeyel - KedaiKata | canva.com

Sikap ngeyel, atau sulit menerima pendapat orang lain, biasanya dipengaruhi berbagai faktor psikologis, sosial, dan situasional. Berikut beberapa hal yang sering melatarbelakangi sikap tersebut:

 

1. Ego yang Tinggi  

Orang yang ngeyel sering kali memiliki ego yang besar dan kesulitan menerima bahwa mereka bisa salah. Mereka cenderung mempertahankan argumen untuk melindungi harga diri.

 

2. Kurangnya Pemahaman atau Pengetahuan  

Ketika seseorang tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang suatu topik, mereka mungkin menolak pendapat lain sebagai bentuk defensif. Ini biasanya karena mereka tidak ingin terlihat lemah atau tidak tahu.

 

3. Pengalaman Masa Lalu  

Pengalaman buruk, trauma, atau pola asuh yang keras dapat membentuk kebiasaan untuk selalu bersikeras kepada pendapat sendiri. Misalnya, seseorang yang sering diabaikan dalam diskusi masa kecil mungkin merasa perlu memaksakan pendapatnya sebagai bentuk validasi.

 

4. Ketakutan akan Perubahan  

Sikap ngeyel bisa muncul karena rasa takut menghadapi hal baru atau perubahan. Orang yang ngeyel sering merasa lebih nyaman dengan pendapat atau cara mereka sendiri, meskipun itu mungkin tidak relevan.

 

Baca Juga: Cara Membuat Resolusi yang Relatif Bisa Tercapai di Tahun 2025

 

5. Tekanan Emosional atau Stress  

Ketika berada di bawah tekanan atau merasa tidak stabil secara emosional, seseorang cenderung ngeyel karena mereka tidak dapat berpikir jernih atau terbuka terhadap perspektif lain.

 

6. Kebiasaan atau Pola Komunikasi  

ilustrasi ngeyel - KedaiKata 3.jpg
ilustrasi ngeyel - KedaiKata | canva.com

Lingkungan sosial atau keluarga yang sering berdebat atau mempertahankan pendapat tanpa kompromi dapat membentuk kebiasaan ngeyel. Sikap ini sering terlihat sebagai cara bertahan dalam diskusi.

 

7. Kurangnya Empati  

Orang yang ngeyel mungkin kesulitan memahami sudut pandang orang lain. Mereka lebih fokus kepada kebutuhan atau keinginan pribadi daripada berusaha memahami argumen lawan bicara.

 

Sikap ngeyel sebenarnya dapat diatasi dengan belajar mendengarkan, meningkatkan empati, dan membuka diri terhadap kritik atau saran. Dengan pendekatan yang lebih bijak dan terbuka, seseorang dapat mengurangi kecenderungan untuk bersikap keras kepala dalam berbagai situasi. [][Eva Evilia/KK]

 

*penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu