Fri, 10 May 2024

Artikel, 16 Apr 2023 17:02 - 1 tahun yang lalu

Tradisi Perayaan Lebaran di 7 Negara Timur Tengah

  • Zola

admin

0 suka
109 dilihat
0 komentar
Artikel
image
https://kedaikata.com/mengejar-lailatul-qadar-malam-seribu-bulan

Idul Fitri atau Lebaran merupakan salah satu hari raya penting bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di negara-negara Timur Tengah. Apa saja tradisi mereka?

 

Negara-negara ini memiliki tradisi unik dalam merayakan Idul Fitri, meskipun umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ritual yang sama, yaitu salat Id dan berkunjung ke rumah saudara dan teman-teman. Berikut ini adalah tradisi perayaan Idul Fitri di Timur Tengah.

 

1. Arab Saudi

Arab Saudi memiliki tradisi yang kaya dalam merayakan Idul Fitri. Selain melakukan sholat Id di Masjidil Haram, umat Muslim di Arab Saudi juga melaksanakan tradisi membagikan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Biasanya, sedekah tersebut diberikan dalam bentuk uang atau bahan makanan. Di Arab Saudi, juga terdapat tradisi saling mengirimkan ucapan selamat Idul Fitri melalui pesan singkat atau kartu ucapan.

 

Makanan khas Idul Fitri di Arab Saudi adalah kue-kue tradisional seperti ka'ak, kue kacang, dan kue maamoul. Kue ka'ak adalah kue berbentuk cincin yang terbuat dari tepung dan dilapisi dengan biji wijen atau kayu manis. Kue kacang adalah kue kering berisi kacang-kacangan yang diberi taburan gula halus di atasnya. Sedangkan kue maamoul adalah kue berbentuk bulat atau oval yang terbuat dari tepung, semolina, dan daging kurma yang diisi dengan pasta kurma atau kacang.

 

2. Iran

Di Iran, Idul Fitri dikenal dengan sebutan Eid-e-Fetr dan biasanya dirayakan selama tiga hari. Di pagi hari, setelah shalat Id, orang-orang biasanya berkunjung ke makam keluarga dan sahabat yang sudah meninggal untuk memberikan bunga dan doa. Mereka lalu berkumpul di rumah keluarga dan menikmati makanan tradisional seperti ‘shirini berenji’ [kue beras manis]. Selain itu, di Iran juga terdapat tradisi membagikan kue kering kepada keluarga, tetangga, dan teman-teman. Selama tiga hari, orang-orang mengunjungi kerabat dan teman-teman untuk merayakan Idul Fitri.

 

Selain shirini berenji, makanan khas Idul Fitri di Iran adalah shirini-e bereshteh atau ‘kue mie’. Shirini-e bereshteh terbuat dari mie, kacang-kacangan, dan kismis yang dicampur dengan sirup gula merah dan safron. Selain itu, hidangan tradisional lainnya adalah kue yang disebut koloocheh, yang berbentuk oval atau bundar dan terbuat dari tepung, mentega, dan gula.

 

Baca Juga: Mengejar Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan

 

3. Mesir

Di Mesir, tradisi Idul Fitri dimulai sejak malam takbiran. Pada malam tersebut, orang-orang berkumpul di mesjid atau di rumah-rumah untuk mengumandangkan takbir dan dzikir. Di pagi hari, setelah shalat Id, orang-orang biasanya berkunjung ke makam keluarga dan sahabat yang sudah meninggal. Selain itu, di Mesir juga terdapat tradisi membagikan kue kering dan hidangan manis seperti basbousa kepada tetangga dan keluarga.

 

Makanan khas Idul Fitri di Mesir adalah kahk, yaitu kue yang terbuat dari tepung, mentega, dan gula halus, yang diisi dengan pasta kurma atau kacang. Kahk biasanya diberi taburan gula bubuk dan dapat bertahan selama beberapa minggu jika disimpan dalam kotak khusus. Selain itu, hidangan lainnya adalah atayef, yaitu pancake yang diisi dengan kacang, keju, atau pasta kurma dan kemudian digoreng atau dipanggang.

 

4. Uni Emirat Arab

Di Uni Emirat Arab, tradisi Idul Fitri dimulai sejak malam takbiran. Pada malam terakhir Ramadhan, orang-orang berkumpul di masjid untuk shalat Tarawih dan membaca Al-Quran. Mereka juga mengumandangkan takbir dan dzikir. Di pagi hari, setelah shalat Id, orang-orang biasanya berkunjung ke rumah keluarga untuk berbagi makanan dan saling memberikan hadiah.

 

Makanan khas Idul Fitri di Uni Emirat Arab adalah luqaimat, yaitu bola-bola kecil yang terbuat dari tepung, ragi, dan gula yang digoreng hingga kecokelatan dan kemudian disiram dengan madu atau sirup gula. Selain itu, hidangan khas Lebaran lainnya adalah harees, yaitu bubur gandum yang dicampur dengan daging sapi atau kambing dan rempah-rempah, yang kemudian diaduk hingga menjadi kental dan disajikan dengan mentega cair.

 

5. Qatar

Tak berbeda dengan negara lain, di Qatar, Idul Fitri dikenal sebagai "Eid al-Fitr" dan dirayakan selama tiga hari. Pada hari raya, orang-orang mengenakan pakaian tradisional dan berkunjung ke keluarga dan teman-teman untuk merayakan perayaan. Mereka juga memberikan hadiah kepada anak-anak sebagai tanda kasih sayang. Selama tiga hari, orang-orang menikmati makanan tradisional seperti "Eid al-Fitr cookies" dan "Eid al-Fitr sweets".

 

Makanan khas Idul Fitri di Qatar adalah kleicha, yaitu kue berbentuk bulat atau oval yang terbuat dari tepung, mentega, dan pasta kurma atau kacang. Kleicha biasanya diberi taburan biji wijen atau taburan gula bubuk di atasnya. Selain itu, hidangan khas Lebaran lainnya adalah machboos, yaitu nasi yang dimasak dengan daging sapi atau kambing dan rempah-rempah khas Timur Tengah seperti kayu manis, cengkeh, dan jintan.

 

6. Lebanon

Di Lebanon, Idul Fitri dikenal sebagai "Eid al-Fitr" dan dirayakan selama tiga hari. Pada hari raya, orang-orang berkumpul di masjid untuk shalat Idul Fitri dan mengunjungi keluarga dan teman-teman untuk merayakan perayaan. Selama tiga hari, orang-orang menikmati makanan tradisional seperti ma'amoul dan baklava.

 

Makanan khas Idul Fitri di Lebanon adalah maamoul, yaitu kue berbentuk bulat atau oval yang terbuat dari tepung, semolina, dan daging kurma yang diisi dengan pasta kurma atau kacang. Maamoul biasanya diberi taburan gula bubuk atau serbuk kayu manis di atasnya. Selain itu, hidangan khas Lebaran lainnya adalah fasolia bi zeit dan sambusik, yaitu kue yang terbuat dari kulit lumpia yang diisi dengan daging cincang atau keju, serta diberi taburan kacang dan rempah-rempah.

 

7. Yaman

Perayaan Idul Fitri di Yaman biasa disebut sebagai "Eid al-Fitr" dan merupakan salah satu hari raya terpenting bagi umat Muslim di negara ini. Dalam perayaan Idul Fitri di Yaman, terdapat beberapa tradisi khas yang dijalankan, termasuk dalam hal makanan khas Lebaran.

Salat Id dilakukan pada pagi hari, setelah selesai menjalankan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Salat Id di Yaman biasanya diadakan di masjid-masjid besar atau di lapangan terbuka. Selain itu, pada Salat Id umat Muslim di Yaman juga berdoa dan menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri.

 

Di Yaman, terdapat beberapa makanan khas Lebaran yang biasa dihidangkan pada saat perayaan Idul Fitri. Beberapa makanan khas tersebut antara lain:

 

a. Bint al-Sahn: Bint al-Sahn adalah sejenis kue tart yang terbuat dari madu, tepung terigu, dan mentega. Kue ini seringkali dihidangkan pada saat perayaan Idul Fitri sebagai hidangan penutup atau untuk dibagikan sebagai hadiah kepada tetangga atau kerabat.

 

b. Aseedah: Aseedah adalah sejenis bubur kasar yang terbuat dari tepung jagung, gandum atau gandum hitam. Aseedah seringkali dihidangkan sebagai hidangan utama pada saat perayaan Idul Fitri.

 

c. Haneeth: Haneeth adalah sejenis daging kambing yang dimasak secara perlahan-lahan dengan rempah-rempah dan bumbu khas Yaman. Haneeth seringkali dihidangkan sebagai hidangan utama pada saat perayaan Idul Fitri.

 

d. Al-Madfoon: Al-Madfoon adalah sejenis hidangan nasi yang dimasak dengan daging kambing atau ayam yang dibungkus dalam daun pisang atau daun pepaya dan kemudian dipanggang di atas bara api. Al-Madfoon seringkali dihidangkan sebagai hidangan utama pada saat perayaan Idul Fitri.

 

Tradisi perayaan Idul Fitri punya keragaman yang banyak, disesuaikan dengan adat dan budaya di setiap negara. Anda pernah merayakan Idul Fitri di negara lain? Mari berbagi pengalaman itu di kolom komentar ya. [][Eva Evilia/KK]

 

*penulisan artikel ini dibantu chatgpt

 

ilustrasi lebaran di timteng | pexels.com/Timur Weber

 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu