Wed, 04 Dec 2024

Artikel, 07 Mar 2024 12:11 - 8 bulan yang lalu

Tradisi Ramadhan dari Berbagai Negara

  • Zola

admin

0 suka
138 dilihat
0 komentar
Artikel
image

Menyambut bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia memiliki berbagai tradisi yang unik dan menarik. Apa saja? Bagaimana tradisi di negara non-Muslim?

Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam, dihormati sebagai periode yang paling suci di antara umat Muslim di seluruh dunia. Ini adalah bulan ketika al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjadikannya waktu untuk refleksi, peningkatan spiritualitas, dan pembersihan diri melalui ibadah serta puasa dari fajar hingga terbenam matahari.

Selama Ramadhan, umat Muslim berpuasa, menjauhkan diri dari makanan, minuman, dan perilaku buruk dari subuh hingga maghrib, sebagai latihan disiplin diri dan empati terhadap mereka yang kurang beruntung. Malam-malamnya diisi dengan shalat tarawih berjamaah, memperdalam koneksi dengan Allah dan memperkuat tali persaudaraan di antara umat Muslim.

 

Kegembiraan Ramadhan tidak hanya terbatas pada aspek spiritualitasnya saja tetapi juga dalam cara umat Muslim di seluruh dunia merayakan bulan ini dengan berbagai tradisi yang kaya dan berwarna. Dari bazar malam yang ramai di Jakarta hingga lampu-lampu yang menghiasi jalan-jalan di Kairo, semangat Ramadhan menyatukan jutaan orang dalam semangat berbagi, keramahtamahan, dan kebersamaan. Makanan spesial disiapkan untuk iftar, saat berbuka puasa, menjadi momen yang dinanti-nanti untuk berkumpul bersama keluarga dan teman.

Ramadhan mengajarkan tentang kesabaran, kedermawanan, dan kesyukuran, menyediakan kesempatan untuk membersihkan jiwa dan memperbaharui fokus pada nilai-nilai keagamaan dan keutamaan dalam kehidupan sehari-hari. Di setiap sudut dunia, Ramadhan dirayakan dengan penuh antusiasme, menegaskan lagi keindahan dan keuniversalan nilai-nilai Islam dalam keberagaman budaya umatnya.

Berikut adalah beberapa contoh tradisi menyambut Ramadhan dari berbagai negara:

1. Indonesia: Di Indonesia, salah satu tradisi menyambut Ramadhan adalah melalui kegiatan 'nyekar' atau ziarah kubur. Umat Muslim mengunjungi makam keluarga untuk berdoa bagi mereka yang telah meninggal sebelum memulai puasa. Selain itu, tradisi 'Megibung' di Bali dan tradisi membuat dan membagikan 'Kolak' juga populer sebagai cara untuk berbagi kebahagiaan menjelang Ramadhan.

 

2. Mesir: Di Mesir, tradisi 'Mesaharaty' masih dijalankan. Seseorang akan berkeliling di pagi hari untuk membangunkan orang-orang untuk sahur dengan menggunakan drum. Masyarakat Mesir juga menghiasi jalanan dengan lentera Ramadhan yang dikenal sebagai 'Fanoos'.

3. Turki: Di Turki, menyambut Ramadhan diawali dengan tradisi 'Mahya'. Pesan-pesan inspiratif dan spiritual dipasang di antara menara-menara masjid menggunakan lampu, sehingga bisa dilihat oleh seluruh kota.

ilustrasi tradisi ramadhan - KedaiKata 7.jpg

ilustrasi tradisi ramadhan - KedaiKata | canva.com

4. Uni Emirat Arab: UEA merayakan kedatangan Ramadhan dengan meriah, salah satunya melalui 'Haq al Laila', sebuah tradisi yang dijalankan sebelum Ramadhan dimulai. Anak-anak akan berkeliling rumah-rumah tetangga, menyanyikan lagu tradisional dan menerima permen dan hadiah.

 

Baca Juga: Makan Apa Saja Selama Bulan Puasa?

 

5. Pakistan dan India: Di kedua negara ini, tradisi 'Chand Raat' dirayakan saat bulan baru terlihat yang menandai awal Ramadhan. Orang-orang berkumpul untuk berbelanja di pasar malam, membeli pakaian baru, dan menikmati makanan khas Ramadhan.

 

6. Maroko: Di Maroko, tradisi unik yang disebut 'Nafar' masih dilestarikan. Seseorang akan berkeliling kota dengan seruling dan drum untuk membangunkan orang untuk sahur.

7. Malaysia: Di Malaysia, tradisi 'Bubur Lambuk' selalu populer. Masjid dan komunitas memasak dan membagikan bubur khas Ramadhan ini kepada masyarakat secara gratis.

 

8. Yaman: Di Yaman, ada tradisi 'Al-Ghumra'. Anak-anak akan mengenakan pakaian baru dan mengunjungi tetangga dan keluarga untuk menerima uang dan permen.

 

ilustrasi tradisi ramadhan - KedaiKata 5.jpg

ilustrasi tradisi ramadhan - KedaiKata | canva.com

Tradisi-tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya dan cara beragam dalam merayakan kedatangan bulan suci Ramadhan, menegaskan nilai-nilai persaudaraan, kedermawanan, dan kebersamaan di antara umat Muslim di seluruh dunia.

Tradisi di Negara Non-Muslim

Di negara-negara non-Muslim, tradisi menyambut Ramadhan mungkin tidak sepopuler di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar. Namun, masih ada beberapa contoh bagaimana komunitas Muslim di negara-negara non-Muslim merayakan dan menyambut Ramadhan, seringkali dengan cara yang menggabungkan tradisi lokal dengan praktik Islam:

 

1. Amerika Serikat dan Kanada: Komunitas Muslim di Amerika Utara seringkali mengadakan acara buka puasa bersama yang terbuka untuk umum, termasuk non-Muslim, sebagai cara untuk berbagi pengalaman Ramadhan dan meningkatkan kesadaran tentang Islam. Beberapa masjid dan organisasi Islam juga mengadakan program 'Open Mosque Day'. Mereka mengundang anggota komunitas non-Muslim untuk mengunjungi masjid dan belajar tentang Islam.

2. Inggris: Di Inggris, terutama di kota-kota dengan populasi Muslim yang signifikan seperti London, Birmingham, dan Manchester, terdapat berbagai acara dan kegiatan yang menyambut Ramadhan, termasuk pameran budaya, seminar, dan makan malam. Pemerintah lokal dan organisasi interfaith seringkali mendukung atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan ini.

ilustrasi tradisi ramadhan - KedaiKata 6.jpg

ilustrasi tradisi ramadhan - KedaiKata | canva.com

 

3. Australia: Di Australia, beberapa komunitas Muslim mengadakan festival atau pasar Ramadhan. Mereka menjual makanan halal dan barang-barang kebutuhan Ramadhan. Ini menjadi kesempatan bagi komunitas non-Muslim untuk mengalami budaya dan tradisi Muslim.

 

4. Prancis: Dengan populasi Muslim yang cukup besar, Prancis melihat kegiatan-kegiatan khusus Ramadhan seperti pameran kuliner, diskusi interfaith, dan pertukaran budaya yang melibatkan komunitas Muslim dan non-Muslim.


5. Jerman: Di beberapa kota Jerman, organisasi Muslim mengadakan acara untuk mempromosikan dialog dan pemahaman lintas budaya, yang mencakup diskusi, ceramah, dan iftar [buka puasa] terbuka untuk umum, termasuk undangan kepada warga non-Muslim.

 

6. Belanda: Belanda memiliki tradisi 'Iftar Diplomatik'. Duta besar dan pejabat dari berbagai negara, termasuk non-Muslim, diundang untuk berpartisipasi dalam buka puasa bersama, sebagai bagian dari upaya diplomasi dan budaya.

Meskipun di negara-negara non-Muslim tradisi menyambut Ramadhan mungkin tidak seakar di negara-negara mayoritas Muslim, masih ada upaya dari komunitas Muslim untuk merayakan bulan suci ini dan berbagi nilai-nilainya dengan tetangga non-Muslim mereka, memperkuat ikatan komunitas dan mempromosikan pemahaman lintas agama. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan. [][Rudi Tenggarawan/KK]

*penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4

 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu