Sat, 23 Nov 2024

Hobi, 02 Nov 2023 08:52 - 1 tahun yang lalu

Wine Processing vs. Honey Processing: Perbandingan dalam Pengolahan Biji Kopi

  • Zola

admin

0 suka
1010 dilihat
0 komentar
Hobi
image
ilustrasi minum kopi - KedaiKata| canva.com

Sobat KedaiKata yang gemar ngopi, tentu tak asing dengan istilah honey processing dan wine processing. Kedua metode pemrosesan biji kopi itu menciptakan karakteristik rasa yang khas dan unik dalam kopi. Mari simak perbedaan di antara keduanya.

 

Saat hendak memesan minuman di kedai kopi, Anda biasa ditanya, mau mencicipi kopi dengan pemrosesan apa? Dua pemrosesan yang biasa ditawarkan adalah honey dan wine. Sebelum menelaah perbedaan di antara keduanya, simak pengertian dan cara pemrosesan kedua metode ini. Dilansir dari Kopilatory.id, berikut ini adalah pengertian metode honey dan wine processing:

Apa itu Honey Processing?

Honey Processing adalah metode pengolahan biji kopi yang menciptakan citarasa yang khas dan manis dalam biji kopi. Nama ‘madu’ berasal dari tekstur lengket dan manis yang dihasilkan lapisan gula yang tetap melekat di biji kopi selama proses pengeringan. Meski tak ada hubungan langsung dengan madu alami, namanya menggambarkan karakteristik manis yang muncul dalam kopi yang diproses dengan metode ini.

 

Memulai Honey Processing

Honey Processing dimulai dengan pemilihan buah kopi yang matang. Setelah biji kopi diambil dari buahnya, proses fermentasi berlangsung. Biji kopi direndam dalam air, sering kali dengan daging buah yang masih menempel, selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Selama tahap ini, lapisan lendir yang mengandung gula terbuka dan mulai meresap ke dalam biji kopi.

Setelah fermentasi selesai, biji kopi dihentikan dari pemisahan daging buah dan kemudian dikeringkan. Proses pengeringan ini bisa dilakukan di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan mesin pengering. Selama pengeringan, biji kopi seringkali terlihat lengket karena gula yang mengkristal di permukaannya.

 

Apa itu Wine Processing?

Wine Processing, juga dikenal sebagai ‘fermented natural’ atau ‘extended fermentation’, adalah metode pengolahan biji kopi yang menciptakan karakteristik rasa yang dalam, kompleks, dan beragam. Nama ‘Wine Processing’ berasal dari proses fermentasi yang mirip dengan proses pembuatan anggur. Biji kopi diproses dengan daging buah yang masih menempel, dan proses fermentasi lebih lama daripada metode pengolahan biji kopi tradisional.

ilustrasi minum kopi 4 - KedaiKata.jpg
ilustrasi memetik kopi | canva.com

Proses Wine Processing

Proses Wine Processing dimulai dengan pemilihan buah kopi yang sangat matang. Biji kopi diambil dari buahnya, tetapi daging buah tetap menempel di biji tersebut. Biji kopi bersama daging buahnya ditempatkan dalam tong atau peti kayu dan dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Fermentasi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu.

 

Selama proses fermentasi, daging buah yang menempel akan mengalami penguraian. Biji kopi juga akan menyerap cairan yang kaya gula, menghasilkan rasa yang khas. Fermentasi yang lebih lama memberikan karakteristik rasa yang lebih dalam dan kompleks seperti buah-buahan, anggur, bunga, dan bahkan rempah-rempah.


Setelah fermentasi selesai, biji kopi dicuci dan dikeringkan. Proses pengeringan ini sering dilakukan di bawah sinar matahari langsung atau dengan mesin pengering, tergantung kepada kondisi iklim dan praktek lokal.

Baca Juga: Manfaat dan Bahaya Minum Kopi

 

Nah, Sobat KedaiKata, sambil menunggu barista menjerang air untuk menyeduh kopi, mari kita lihat perbedaan di antara honey dan wine:

1. Bahan Baku

Wine Processing: Metode ini mengharuskan penggunaan biji kopi yang sangat matang. Biji kopi yang dipilih biasanya adalah yang matang secara optimal.

Honey Processing: Metode honey processing juga menggunakan biji kopi yang matang, tetapi biji ini seringkali diproses dengan daging buah yang masih menempel, memberikan karakteristik rasa manis.

ilustrasi minum kopi 2 - KedaiKata.jpg
ilustrasi minum kopi | canva.com

2. Proses Fermentasi

Wine Processing: Proses fermentasi pada metode ini biasanya lebih lama dan melibatkan pengeringan biji kopi yang masih ada dalam daging buah untuk beberapa minggu. Ini memberikan rasa yang lebih dalam dan kompleks seperti anggur.

Honey Processing: Proses fermentasi honey processing lebih singkat, sering hanya beberapa jam hingga beberapa hari. Ini memberikan rasa yang lebih cerah dan manis seperti madu.

 

3. Rasa yang Dihasilkan

Wine Processing: Kopi dengan metode ini sering memiliki karakteristik rasa yang dalam dan kompleks, seperti buah-buahan, anggur, dan bunga. Rasa yang dihasilkan dapat sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk varietas kopi dan kondisi lingkungan.

Honey Processing: Kopi honey processing cenderung memiliki rasa yang manis dan lembut, dengan nuansa gula merah, madu, atau gula karamel. Rasa khasnya sering kali lebih mudah dikenali.

 

4. Tingkat Kecokelatan

Wine Processing: Kopi dengan metode ini sering dipanggang lebih lama untuk menghasilkan rasa yang lebih dalam, yang bisa menciptakan tingkat kecokelatan lebih gelap.

Honey Processing: Kopi honey processing seringkali dipanggang dengan tingkat kecokelatan yang lebih ringan untuk mempertahankan karakteristik rasa manis.

ilustrasi minum kopi 3 - KedaiKata.jpg
ilustrasi minum kopi | canva.com

5. Faktor Lingkungan

Wine Processing: Proses fermentasi yang lebih lama dalam metode wine processing dapat mempengaruhi komposisi rasa kopi dan lebih rentan terhadap pengaruh lingkungan dan kontaminasi.

Honey Processing: Proses fermentasi yang singkat dalam metode honey processing memungkinkan petani untuk lebih mudah mengendalikan proses pengolahan, yang membuatnya lebih stabil dan dapat diandalkan.

Kedua metode ini menghadirkan keragaman rasa kopi yang menarik dan unik, dan pilihan antara keduanya tergantung pada preferensi pribadi dan kondisi lokal. Bagi pecinta kopi yang ingin menjelajahi dunia rasa kopi yang kaya, baik wine processing maupun honey processing adalah pilihan yang menarik. Well, sudahkah Anda minum kopi hari ini? [][Eva Evilia/KK]

 

*penulisan artikel ini dibantu ChatGPT

 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu