Sun, 28 Apr 2024

Kesehatan, 22 Mar 2024 13:27 - 1 bulan yang lalu

7 Potensi Penyakit saat Berpuasa di Perubahan Cuaca

  • Zola

admin

0 suka
13 dilihat
0 komentar
Kesehatan
image
ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata | canva.com

Musim kemarau membawa perubahan kondisi lingkungan yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit. Kekurangan air dan suhu yang lebih tinggi dapat menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi beberapa penyakit untuk berkembang.

 

Pergantian musim dari musim penghujan ke musim kemarau seringkali menjadi perubahan besar yang dirasakan oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Saat musim penghujan berakhir dan musim kemarau dimulai, terjadi peningkatan suhu dan penurunan tingkat kelembapan udara. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan dan kenyamanan bagi individu yang berpuasa, karena suhu yang lebih panas dan udara yang kering dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan gangguan kesehatan lainnya.

 

Selama bulan puasa Ramadhan, saat umat Muslim menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga terbenamnya matahari, perubahan cuaca dari musim penghujan ke musim kemarau dapat memberikan tantangan tambahan. Peningkatan suhu dan kekeringan udara dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat, meningkatkan risiko dehidrasi bagi mereka yang berpuasa.

Selain itu, pergantian musim juga dapat memicu peningkatan polusi udara dan debu, yang dapat memperburuk kondisi pernapasan bagi individu yang rentan terhadap penyakit seperti asma atau alergi. Oleh karena itu, penting bagi mereka yang menjalani puasa untuk tetap menjaga hidrasi yang cukup, mengonsumsi makanan sehat, dan menjaga kebersihan lingkungan untuk mengurangi risiko penyakit dan menjaga kesehatan selama bulan Ramadhan.

ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata 2.jpg

ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata | canva.com

Berikut adalah beberapa penyakit yang umum muncul atau meningkat kasusnya selama musim kemarau:

1. Dehidrasi: Kondisi ini terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi. Suhu yang tinggi selama musim kemarau dapat meningkatkan risiko dehidrasi, terutama pada anak-anak dan lansia.

Pencegahan:

» Minumlah air putih secara rutin sepanjang hari, terutama jika Anda beraktivitas di luar ruangan atau berolahraga. Tentu saja, bagi yang berpuasa, minumnya di antara waktu berbuka dan sahur yaa.

» Hindari minuman dengan kafein atau alkohol yang dapat meningkatkan dehidrasi.

» Konsumsi buah dan sayuran yang mengandung banyak air, seperti semangka, timun, dan jeruk.

 

2. Heat Stroke dan Heat Exhaustion: Kedua kondisi ini disebabkan paparan panas yang berlebihan. Heat stroke merupakan kondisi darurat medis yang serius, ketika tubuh gagal mengatur suhunya sendiri, sementara heat exhaustion dapat terjadi sebelum heat stroke dan ditandai dengan gejala seperti kelelahan, pusing, dan mual.

Pencegahan:

» Hindari aktivitas fisik berat di tengah hari saat suhu mencapai puncaknya.

» Kenakan pakaian longgar, ringan, dan berwarna terang untuk membantu tubuh mengatur suhu.

» Istirahat di tempat teduh atau ruangan ber-AC jika Anda merasa terlalu panas atau mulai merasa lelah dan pusing.

 

ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata 4.jpg

ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata | canva.com

3. Infeksi Saluran Pernapasan: Meskipun lebih sering dikaitkan dengan musim hujan, infeksi saluran pernapasan juga dapat meningkat selama musim kemarau karena penyebaran debu dan polutan lainnya yang lebih tinggi di udara.

Pencegahan:

» Jaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih.

» Gunakan masker di tempat yang berdebu atau saat kualitas udara buruk.

» Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.

Baca Juga: Manfaat Air Putih dan Perubahan Kebiasaan Selama Bulan Puasa

 

4. Konjungtivitis [Mata Merah]: Penyakit ini dapat menyebar lebih mudah di musim kemarau, terutama karena orang lebih sering menggunakan kolam renang umum, yang bisa menjadi sumber penyebaran jika tidak dijaga kebersihannya.

Pencegahan:

» Jangan menyentuh atau menggosok mata dengan tangan yang kotor.

» Hindari berbagi handuk, bantal, atau perlengkapan pribadi lainnya dengan orang lain.

» Jaga kebersihan tangan dan wajah, serta rutin membersihkan kacamata atau alat kontak mata.

 

5. Penyakit Kulit: Termasuk infeksi jamur dan iritasi kulit yang bisa meningkat karena keringat berlebih dan paparan sinar matahari yang berlebihan.

Pencegahan:

» Mandi secara teratur dan ganti pakaian setelah berkeringat untuk menghindari infeksi jamur.

» Gunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV berlebihan.

» Kenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari dan hindari berjemur di bawah sinar matahari langsung terlalu lama.

 

ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata 3.jpg

ilustrasi perubahan cuaca - KedaiKata | canva.com

6. Demam Berdarah Dengue dan Chikungunya: Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini dapat meningkat selama musim kemarau di beberapa wilayah. Meskipun nyamuk ini berkembang biak di air bersih yang tergenang, perubahan pola hujan dapat menciptakan kondisi yang cocok untuk berkembang biaknya nyamuk ini.

Pencegahan:

» Gunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk saat berada di luar rumah.

» Pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

» Gunakan kelambu saat tidur untuk mencegah gigitan nyamuk.

7. Diare: Penyakit ini bisa menjadi lebih umum jika pasokan air bersih terbatas, menyebabkan kebersihan yang buruk dan konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.

Pencegahan:

» Pastikan air yang Anda minum sudah disaring atau dimasak hingga mendidih.

» Hindari konsumsi makanan yang tidak dimasak dengan baik atau dibeli dari penjual makanan yang kurang menjaga kebersihan.

» Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

Untuk mencegah penyakit-penyakit ini, penting untuk menjaga hidrasi yang cukup, menghindari paparan panas berlebih, mempraktikkan kebersihan pribadi yang baik, dan mengambil tindakan pencegahan terhadap gigitan nyamuk. Selain itu, menjaga kualitas air dan sanitasi lingkungan adalah kunci untuk mencegah penyakit terkait air seperti diare selama musim kemarau. [][Rommy Rimbarawa/KK]

 

*penulisan artikel ini dibantu ChatGPT



 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu