Wed, 15 Jan 2025

Berita, 27 Dec 2024 22:00 - 2 minggu yang lalu

Kemayoran Command Center Resmi Dibuka

  • Zola

admin

0 suka
89 dilihat
0 komentar
Berita
image
Peresmian Kemayoran Command Center | dok NM

Pagi itu, Rabu [25/12], Jakarta diguyur hujan. Sebagian warga Kristiani yang malamnya menjalani Misa Natal di sekitaran Kemayoran, masih terlelap di rumah masing-masing. Di sebuah rumah bercat hijau dan berpagar hijau di bilangan Sumur Batu, terlihat beberapa kesibukan. Ada yang memperbaiki susunan kursi-kursi berwarna hijau, menggeser tenda, serta menyiapkan makanan dan kudapan.

Siti Ajijah terlihat sudah berpakaian rapi. Sebagai tuan rumah, sekali lagi ia memeriksa kesiapan hajat besar di kediamannya: Peresmian Kemayoran Command Center. Rumah Ajijah yang berada di Jl Sumur Batu Raya No 43, RT 06/RW 05 Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat ini melengkapi delapan Command Center [CC] yang sudah ada di lingkungan Komunitas Nuswantara Muda [NM]. Sebut saja Samarang, Malayu, Pasirwangi [ketiganya di Garut], Ciparay, Cijerah, Lembang, Subang, dan Cimanggung. Kedelapan tempat itu adalah pusat kegiatan NM di wilayah tersebut. Setiap Rabu, dari jam 08.00 - 12.00 WIB, di seluruh CC digelar bakti sosial pengobatan tradisional yang menghadirkan para terapis untuk melayani berbagai keluhan fisik—dan terkadang juga non-fisik—dari masyarakat.

 

Sekitar pukul 09.00 hujan berhenti. Meski jalanan basah, tak menghalangi kehadiran perwakilan pemerintahan, di antaranya Ketua RW 05, Ketua RT 06, dan Lembaga Musyawarah Kelurahan [LMK] Sumur Batu di tempat itu. Hadir pula tokoh masyarakat, Pembina Yayasan Nurul Marjan, dan para pebisnis di sekitar lokasi. Tak ketinggalan anggota komunitas NM yang datang dari Bandung, Garut, Sumedang, dll, para terapis yang tergabung dalam Forum UMKM Nuswantara Terapis Herbalis [FTH], dan sejumlah mahasiswa Institut Agama Islam [IAI] al-Ghurabaa, Jakarta Timur. Sambil menunggu acara dimulai, hadirin melantunkan sholawat dan lagu-lagu religi.

KCC 2.jpg
Peresmian Kemayoran Command Center | dok NM

Pukul 10.15 WIB acara dimulai. Tetamu undangan tampak sumringah. Lagu “Indonesia Raya” dan “Padamu Negeri” dikumandangkan agar menambah kecintaan terhadap bangsa dan negara. Semua dengan khidmat menyanyikan dua lagu itu.

 

Dalam sambutannya, tuan rumah mengajak hadirin membaca surat al-Fatihah bersama untuk kelancaran kegiatan Kemayoran Command Center [KCC]. “Saya berharap KCC dapat terus membawa manfaat dan kemaslahatan bagi umat, di dunia dan akhirat,” ujar Ajijah yang saat itu didampingi keluarga besarnya.

 

Senada dengan sambutan tuan rumah, dalam ceramahnya, DR. Hafniati, M.Kom.I mengatakan "Ikhlas itu ringan diucapkan, namun berat dilakasanakan.” Pengajar di IAI al-Ghurabaa ini menjelaskan tentang ikhlas yang mampu membuat mental menjadi sehat. “Mental sehat dapat membantu permasalahan hidup, salah satunya ketika terjadi bencana. Mental sehat menjadikan manusia lebih tenang dan tidak panik,” papar wanita berkacamata ini.

 

Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, dukungan dari Rumah Makan Ponyo, Bekasi. Karena tumpengnya berukuran besar, semua yang hadir dapat turut merasakan kenikmatannya. Setelah mencicipi sajian makanan, acara inti KCC pun dimulai. Ada delapan terapis yang hadir: Teh Kusti dan Bu Lili Resmini [dari Jakarta], Teh Sila, Teh Niknik, Kang Budi Sugiarto, Kang Rudin [dari Bandung], Kang GinGin [dari Ciparay], dan Kang Faruq [dari Pasirwangi] yang kemudian menggelar lapak terapi. Bergiliran, warga yang datang, dilayani sebaik mungkin, dengan metode pengobatan beragam. Ada yang ditotok punggung, ada yang dipijat keretek, terapi listrik, dan ragam terapi lainnya.

 

Baca Juga: Relawan BINGKAI Dukung Sisi Psikosial Korban Gempa Kertasari

 

Warga yang datang untuk berobat, lumayan banyak. Saya sempat menangani tujuh pasien,” kata Teh Niknik yang biasa menggunakan metode terapi listrik dan pijat. “Di kesempatan ini, saya hanya menggunakan terapi listrik,” kata terapis asal Ciateul, Bandung ini.

KCC 3.jpg
Peresmian Kemayoran Command Center | dok NM

Berbeda dengan rekannya, Teh Sila sempat menangani 12 klien. Terapis yang biasa dipanggil dengan sebutan Gadis Keretek ini, menggunakan metode reposisi tulang dan sendi. “Ada seorang perempuan usia 48 tahun, yang perlu penanganan khusus,” cerita Teh Sila. Ibu itu, menurut terapis dari Caringin, Bandung ini, mengalami dislokasi empat tahun yang lalu. “Katanya,” lanjut Teh Sila, “ada tulangnya yang bergeser, cuma berapa derajat ‘gitu pas di-rontgen. Nah, Sila bilang, dengan posisi sekarang, tidak memungkinkan untuk diterapi langsung. Karena kaki sudah kelihatan panjang sebelah, dan kemiringan di panggul sudah terlihat,” paparnya. “Ini harus sering diterapi dan nggak bisa dengan hanya sekali,” sambungnya lagi. Menurut Teh Sila, ada banyak orang yang kurang paham dengan pentingnya menjaga tulang belakang.

Acara yang rencana berakhir pada pukul 12.00, ternyata berlanjut sampai pukul 15.00. “Antusias masyarakat besar,” ujar Teh Niknik. “Bahkan, ada warga yang mencoba berbagai metode terapi dengan berpindah-pindah lapak,” sahutnya sambil terbahak. “Ya bebas saja, ini ‘kan memang gratis dan disediakan buat masyarakat umum,” lanjutnya lagi.

Menurut Ajijah, warga yang berdatangan merasa sangat gembira dengan kegiatan bakti sosial di Rabu itu. “Mereka berharap masih ada di lain waktu,” katanya. Dan seperti tradisi di CC lain, memang Rabu adalah waktu yang disediakan para terapis untuk bakti sosial. “Untuk makanan dan minumannya,” kata Kang Zen, Ketua FTH, “tuan rumah tidak perlu repot. Warga yang datang untuk berobat, boleh saja membawakan makanan dan minuman seadanya. Dan nanti kita makan bareng-bareng,” sambungnya beberapa waktu silam, tentang kebiasaan di CC.

 

Sore itu, ba’da Ashar, selesai acara di Sumur Batu, rombongan yang datang dari Bandung kemudian meneruskan perjalanan ke Desa Lembur Sawah, Pabuaran, Sukabumi untuk mengunjungi aksi sosial bencana banjir bandang dan pergerakan tanah. [][Rommy Rimbarawa/PR/KK]

 

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu