admin
Bipolar, juga dikenal sebagai gangguan bipolar, adalah kondisi kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati seseorang. Mari kenali lebih dekat.
‘Bipolar’ merujuk kepada gangguan afektif bipolar, suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan mood yang drastis antara episode mania [tingkat mood yang tinggi, energik, dan euforik] dan episode depresi [tingkat mood yang rendah, sedih, dan kehilangan minat atau energi].
Kata ‘bipolar’ berasal dari dua kata, yaitu ‘bi-’ yang berarti dua, dan ‘polar’ yang merujuk kepada kutub atau ekstrim. Dalam konteks gangguan bipolar, ini merujuk lepada adanya dua kutub mood yang ekstrem, yaitu mania dan depresi.
Gangguan bipolar dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kesejahteraan umum. Perawatan untuk gangguan bipolar sering melibatkan kombinasi obat-obatan dan dukungan konseling atau terapi untuk membantu individu mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang stabil.
Sejarah bipolar dimulai sejak zaman kuno. Pada abad ke-2 M, seorang dokter Yunani bernama Aretaeus dari Cappadocia mendeskripsikan gejala yang mirip dengan mania dan depresi. Namun, istilah ‘bipolar’ mulai dikenal setelah kemajuan dalam pemahaman ilmiah dan psikiatri pada abad ke-20.
Gejala Bipolar
Bipolar memiliki dua kutub gejala utama:
1. Episode Mania:
▪ Perasaan gembira yang berlebihan dan tidak sesuai dengan situasi.
▪ Energi berlebih, hiperaktif, dan kurang tidur.
▪ Pikiran yang berlari-lari, kesulitan berkonsentrasi.
▪ Peningkatan impulsivitas, perilaku berisiko, seperti pengeluaran uang yang tidak perlu.
2. Episode Depresi:
▪ Perasaan sedih, kehilangan minat atau kegembiraan pada aktivitas yang biasanya dinikmati.
▪ Penurunan energi dan kelelahan yang berlebihan.
▪ Gangguan tidur, baik insomnia atau tidur berlebih.
▪ Gangguan konsentrasi dan keputusasaan.
Subjenis Bipolar
▪ Bipolar I: Penderita mengalami setidaknya satu episode mania yang berlangsung setidaknya selama satu minggu.
▪ Bipolar II: Episode mania lebih ringan, dikenal sebagai hipomania, bergantian dengan episode depresi.
▪ Cyclothymic Disorder: Gejala mania dan depresi lebih ringan, tetapi berlangsung lebih lama.
Baca Juga: Psikosomatis: Keterkaitan Antara Pikiran dan Tubuh
Penyebab Bipolar
Penyebab pasti gangguan bipolar belum sepenuhnya dipahami, dan kondisi ini mungkin melibatkan sejumlah faktor yang saling berinteraksi. Beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai berpotensi memainkan peran dalam perkembangan gangguan bipolar melibatkan kombinasi unsur genetik, biologis, dan lingkungan:
1. Genetik: Ada bukti bahwa faktor genetik memainkan peran dalam risiko mengembangkan gangguan bipolar. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan ini, risiko mungkin lebih tinggi.
2. Perubahan Kimia Otak: Neurotransmitter [zat kimia otak] seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin dapat mempengaruhi suasana hati dan energi. Perubahan dalam keseimbangan kimia otak ini diyakini terlibat dalam munculnya episode mania atau depresi.
3. Struktur Otak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan struktural dan fungsional dalam otak orang dengan gangguan bipolar, terutama di area yang terlibat dalam pengaturan mood.
4. Peristiwa Hidup dan Stres: Peristiwa hidup yang signifikan atau tingkat stres yang tinggi dapat menjadi pemicu episode mania atau depresi pada individu yang rentan.
5. Gaya Hidup dan Kebiasaan: Faktor-faktor seperti pola tidur yang tidak teratur, konsumsi zat-zat tertentu, dan kurangnya dukungan sosial dapat mempengaruhi kemungkinan munculnya episode bipolar.
6. Masalah Hormonal: Perubahan hormonal, terutama terkait dengan siklus tidur atau kehamilan, dapat memicu episode bipolar pada beberapa individu.
Tak satu pun dari faktor ini sendiri yang secara pasti menyebabkan gangguan bipolar. Gangguan ini melibatkan kombinasi kompleks dari faktor-faktor ini, dan setiap individu mungkin memiliki pengalaman yang unik. Diagnosis dan perawatan gangguan bipolar harus dilakukan oleh profesional kesehatan mental berlisensi.
Apakah Ada Potensi Merusak?
Ya, bipolar dapat mempunyai risiko potensi merusak diri atau merusak lingkungan, terutama selama episode mania. Selama periode mania, seseorang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami impulsivitas yang tinggi, kegembiraan yang berlebihan, dan penurunan kontrol diri. Hal ini dapat menyebabkan perilaku yang berisiko dan merugikan, seperti penggunaan obat-obatan yang berlebihan, pengeluaran uang yang tidak terkontrol, atau tindakan impulsif lainnya yang dapat merugikan diri mereka sendiri atau orang lain.
Dalam beberapa kasus, penderita bipolar dapat mengalami pemikiran atau tindakan yang berpotensi merugikan diri mereka sendiri, seperti mencoba bunuh diri. Oleh karena itu, mendeteksi dan mengelola episode mania dengan cepat adalah penting untuk mencegah dampak serius.
Penanganan dan Pengobatan
Bipolar merupakan kondisi yang memerlukan pengelolaan jangka panjang dan perawatan terintegrasi. Terapi psikososial, dukungan keluarga, dan terkadang obat-obatan adalah bagian dari pendekatan yang efektif. Obat-obatan seperti mood stabilizers dan anti-psikotik sering diresepkan untuk membantu mengelola gejala.
Pemahaman lebih dalam tentang bipolar membawa harapan bagi penderita dan keluarganya. Dengan perawatan yang tepat, kehidupan penderita bipolar dapat stabil dan produktif, memungkinkan mereka untuk menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik.
Sobat KedaiKata, setiap individu dengan bipolar dapat mengalami tingkat keparahan yang berbeda, dan tidak semua orang dengan bipolar akan mengalami risiko merugikan diri atau orang lain. Namun, perhatian terhadap tanda-tanda perubahan mood yang signifikan dan dukungan yang tepat sangat penting untuk membantu individu dengan bipolar menjaga kesehatan mental dan mencegah situasi yang berbahaya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami masalah mental atau memiliki pikiran merugikan diri, sangat penting untuk mencari bantuan profesional segera. [][Rommy Rimbarawa/KK]
*penulisan artikel ini dibantu ChatGPT
Belum ada komentar !