admin
Di tengah derasnya arus produk impor yang mendominasi industri kecantikan, satu nama lokal justru melangkah percaya diri dengan senjata utama: sains dan kolaborasi.
Adalah Beautylatory, pusat inovasi dan edukasi kosmetik berbasis riset di bawah naungan RAYCorp, yang baru saja mencuri perhatian dalam ajang Cosmobeauté Indonesia 2025 di ICE BSD, Tangerang.
Selama tiga hari [9–11 Oktober 2025], Beautylatory tampil bukan sekadar memamerkan produk, tetapi membawa misi besar: membuktikan bahwa riset ilmiah Indonesia mampu melahirkan bahan aktif lokal yang aman, efektif, dan berdaya saing global.
Dalam sesi talkshow bertajuk "Empowering Local Actives: Science-Driven Collaboration in Beauty Industry — The Phytosync Case", Beautylatory memperlihatkan bagaimana kerja sama lintas disiplin dapat melahirkan inovasi nyata. Apt. Cahya Khairani, S.Si., M.Farm. — pendiri Beautylatory sekaligus Lunaray Beauty Factory — memimpin jalannya diskusi bersama jajaran pakar:
Dr.apt. Soraya Ratnawulan Mita, M.Si. [LabCos Unpad]
Dr. Novy Oktaviana, Sp.DVE. [dermatolog dan peneliti kulit sensitif]
Dr. Fajar Arief Noor [dokter yang fokus pada kesehatan kulit dan area intim pria], dan
Hengky Kurniawan, S.IP., M.Sc. [aktor dan politikus] yang memberi pandangan menarik soal pentingnya riset dan keamanan produk.
Dari pertemuan lintas latar belakang inilah, lahir gagasan besar tentang kolaborasi yang tak hanya berhenti di laboratorium, tapi benar-benar menjangkau kebutuhan pengguna.
Baca Juga: Panduan Kilat & Praktis Menggunakan Eyeliner
Salah satu inovasi yang paling banyak dibicarakan di acara tersebut adalah Phytosync™, teknologi formulasi eksklusif hasil kolaborasi Beautylatory dan LabCos. Bukan sekadar bahan aktif, Phytosync™ adalah sistem yang menyatukan kekuatan superfood botani alami dengan senyawa dermatologis modern. Hasilnya? Produk perawatan kulit yang seimbang antara perlindungan, hidrasi, dan pencerahan.
Seri Beautylatory Phytosync™ sendiri terdiri dari berbagai produk, mulai dari Bright Complex Serum, Soothing Recovery Serum, hingga UV Defense Hybrid Sunscreen dan Materna Gentle Serum. Semua dikembangkan dengan pendekatan ilmiah yang presisi, tapi tetap menghormati keseimbangan alam.
“Phytosync™ adalah bukti bahwa Indonesia punya kekuatan ilmiah yang tak kalah dari riset global,” ujar Dr.apt. Soraya Ratnawulan Mita, peneliti dari LabCos Unpad. Sementara Apt. Cahya Khairani menegaskan bahwa harmoni antara sains dan alam bukan sekadar konsep, tapi fondasi untuk menghadirkan kecantikan yang sehat, berimbang, dan bermakna.
Masih di bawah payung RAYCorp, acara tersebut juga menjadi panggung peluncuran CANTIK.AI, platform kecerdasan buatan pertama di Indonesia yang berfokus pada industri kecantikan.
Baca Juga: Hybrid Beauty, Ketika Tradisi Bertemu Inovasi
Platform yang bisa diakses di cantik.ai ini dirancang untuk membantu pelaku industri — dari brand hingga pengguna — dalam memahami kulit, menganalisis formula, hingga memberi rekomendasi berbasis data.
Beberapa fiturnya meliputi AI Skin Analyzer, AI Formulation Advisor, dan AI Brand Assistant.
“CANTIK.AI hadir untuk menjadikan sains dan data bagian dari proses kreatif di industri kecantikan,” jelas Wendra Wilendra, S.Sos., M.MT., CEO RAYCorp. “Kami ingin setiap brand lokal bisa mengambil keputusan berbasis ilmu, bukan sekadar tren.”
Lebih dari sekadar pameran, kehadiran Beautylatory di Cosmobeauté 2025 menjadi simbol dari pergeseran paradigma: bahwa inovasi tak selalu datang dari luar negeri. Dengan riset mendalam, bahan aktif lokal, dan kolaborasi lintas bidang, Indonesia punya modal besar untuk bersaing di kancah global.
Beautylatory menunjukkan bahwa kecantikan sejati tidak hanya berasal dari kulit, tetapi juga dari pengetahuan dan keberanian untuk berinovasi. Dari laboratorium menuju wajah masyarakat, dari data menuju kepercayaan diri — itulah perjalanan baru industri kecantikan Indonesia. [][Rommy Rimbarawa/KK]
Belum ada komentar !