Fri, 22 Nov 2024

Kuliner, 20 May 2023 19:07 - 1 tahun yang lalu

Rahasia Kelezatan Sate Maranggi

  • Zola

admin

0 suka
193 dilihat
0 komentar
Kuliner
image
ilustrasi sate maranggi | freepik.com/jcomp

Siapa belum pernah mencicipi kuliner Sate Maranggi? Sajian sate panas dengan bumbu yang khas plus nasi hangat, akan jadi kombinasi yang tak mudah ditolak. Apa rahasia kelezatannya?

Sate maranggi berasal dari daerah Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Plered terletak di Utara Kota Purwakarta dan sering dijadikan sebagai pusat produksi dan penjualan Sate Maranggi.

 

Saya bertanya kepada ChatGPT, mengenai sejarah kuliner ini. Menurutnya, sate maranggi pertama kali dijual Pak Bei pada tahun 1970-an. Awalnya, sate ini hanya dijual menggunakan gerobak di sepanjang jalan raya di Purwakarta. Namun, kini sate maranggi telah menjadi kuliner yang populer di Purwakarta dan sekitarnya.


Masih menurut ChatGPT, tidak ada informasi pasti mengenai asal kata ‘Maranggi’. Namun beberapa sumber mengatakan bahwa kata Maranggi pada sate maranggi berasal dari kata ‘maringi’ atau dalam bahasa Indonesia berarti memberikan atau memberi sesuatu. Hal ini mengacu pada kebiasaan penjual sate maranggi yang memberikan sambal sebagai pelengkap sate kepada para pembelinya. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa kata ‘Maranggi’ berasal dari bahasa Sunda ‘waringi’ yang berarti merapikan atau menyusun rapi. Namun, secara umum tidak ada informasi pasti mengenai asal kata ‘Maranggi’ pada sate maranggi dan masih bersifat spekulatif.

Rasa yang unik

Sate maranggi memiliki rasa yang unik karena bumbu yang digunakan di sate ini adalah perpaduan antara kecap manis, bawang putih, bawang merah, jahe, merica, garam, dan air asam jawa dengan variasi yang disesuaikan dengan selera dan kebiasaan masing-masing pembuat.

Kecap manis sebagai salah satu bahan utama yang digunakan pada sate maranggi memberikan rasa manis yang khas, campuran bawang putih, bawang merah, jahe, dan merica memberikan cita rasa pedas dan harum yang menambahkan aroma pada sate, sedangkan penggunaan air asam jawa menambah rasa asam yang segar pada sate.

Resep sate maranggi

Mari kita coba membuatnya dengan resep ini:
Bahan:

» Daging sapi [biasanya menggunakan daging bagian paha]

» Kecap manis

» Bawang putih

» Bawang merah

» Jahe

» Merica

» Garam

» Air asam jawa

» Minyak goreng

Baca Juga: Ngohiong: Bumbu Lima Rasa Asal Surabaya

 

Cara Membuat:

1. Potong daging sapi menjadi ukuran 1.5 cm x 1.5 cm dan sisihkan.

2. Haluskan bawang putih, bawang merah, jahe, dan merica dengan blender atau ulekan.

3. Campurkan bumbu yang telah dihaluskan dengan kecap manis, garam, air asam jawa, dan minyak goreng secukupnya.

4. Lumuri potongan daging dengan bumbu yang telah dibuat, pastikan semua sisi terlapisi bumbu. Diamkan selama kurang lebih 2 jam.

5. Tusuk potongan daging dengan tusuk sate.

6. Panggang sate di atas api atau bakar dengan menggunakan grill sampai matang dan berwarna kecokelatan.

7. Angkat dan sajikan dengan nasi, sambal, irisan bawang merah, dan acar.


Untuk konten kalori, satu tusuk sate maranggi biasanya mengandung sekitar 50-60 kalori, tergantung ukuran dan jumlah bahan yang digunakan. Oleh karena itu, jika satu porsi sate maranggi berisi 10 tusuk sate, maka jumlah kalorinya berkisar antara 500-600 kalori.


Perlu diingat bahwa jumlah kalori dapat bervariasi tergantung kepada cara memasak dan bahan pengganti yang digunakan dalam resep. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi sate maranggi dengan porsi yang seimbang dan sehat.


Seiring meningkatnya popularitas sate maranggi, kini kuliner khas Plered, Purwakarta ini mulai banyak dijual di tempat-tempat lain. Selain di Purwakarta, sate maranggi juga biasanya bisa ditemukan di beberapa pusat kuliner terkenal di Jakarta seperti di Jalan Sabang, Jalan Mangga Besar, dan beberapa pusat kuliner di sekitar Jabodetabek. Selain itu, sate maranggi juga mulai banyak dijual di beberapa kota besar di Indonesia.

Jika Anda ingin mencicipi sate maranggi asli alias yang disajikan di daerah Plered, maka disarankan untuk berkunjung langsung ke sana karena kualitas dan rasa dari sate maranggi biasanya lebih terjaga dan otentik. Selamat mencoba! [][Eva Evilia/KK]

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu