admin
Di lingkungan perkotaan, terutama di kalangan pekerja usia produktif, beberapa gangguan mental mungkin lebih sering terjadi karena tekanan yang berkaitan dengan pekerjaan, kehidupan sosial, dan tuntutan harian lainnya.
Gangguan mental pada usia produktif di lingkungan perkotaan menjadi ancaman serius yang tidak hanya mempengaruhi individu yang mengalaminya, tetapi juga produktivitas dan dinamika sosial secara keseluruhan. Di perkotaan, tekanan pekerjaan, kehidupan sosial yang kompetitif, dan isolasi dalam keramaian dapat menjadi pemicu atau memperburuk kondisi gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan burnout.
Konsekuensinya, ini dapat mengurangi efisiensi kerja, meningkatkan angka ketidakhadiran, dan bahkan menyebabkan kehilangan pekerjaan. Lebih jauh, gangguan mental di usia produktif sering kali terkait dengan masalah kesehatan lainnya, memperburuk kondisi fisik yang bisa mengakibatkan beban ekonomi yang lebih besar pada layanan kesehatan.
Berikut adalah beberapa gangguan mental yang umum dijumpai dan perlu diwaspadai para pekerja di perkotaan:
1. Depresi: Ini adalah salah satu gangguan mental paling umum yang mempengaruhi pekerja di perkotaan, ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari, serta berbagai gejala fisik dan kognitif yang dapat mengganggu kinerja kerja dan kualitas hidup.
2. Kecemasan: Termasuk gangguan kecemasan umum, gangguan panik, dan fobia sosial. Kecemasan bisa dipicu tekanan kerja, ketidakpastian ekonomi, atau jadwal yang padat dan menuntut, yang semuanya umum terjadi di lingkungan perkotaan.
3. Stres Pascatrauma [PTSD]: Pekerja yang telah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis, seperti kekerasan atau kecelakaan serius di tempat kerja, mungkin mengembangkan PTSD, yang bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi sehari-hari.
4. Gangguan Afektif Bipolar: Gangguan ini melibatkan perubahan ekstrem dalam mood, energi, dan tingkat aktivitas. Fase manik dan depresif dari gangguan bipolar dapat menyulitkan penderita untuk mempertahankan pekerjaan atau hubungan interpersonal yang stabil.
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif [OCD]: OCD ditandai dengan obsesi [pikiran, gambaran, atau dorongan yang tak diinginkan dan berulang-ulang] dan kompulsi [tindakan yang dilakukan berulang-ulang untuk meredakan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi]. OCD dapat membatasi produktivitas dan mempengaruhi kehidupan kerja.
Baca Juga: 11 Cara Menyembuhkan Diri dari Penyakit Mental
6. Burnout atau Kelelahan Kerja: Meski bukan gangguan mental klinis, burnout sangat umum di kalangan pekerja perkotaan dan dapat mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Burnout ditandai dengan kelelahan yang ekstrem, sikap sinis terhadap pekerjaan, dan perasaan tidak efektif di tempat kerja.
7. Gangguan Penggunaan Substansi: Tekanan kerja dan akses mudah ke alkohol dan obat-obatan dapat meningkatkan risiko gangguan penggunaan substansi, yang dapat memburuk atau dipicu kondisi kesehatan mental lainnya.
Mengenali tanda-tanda peringatan dini dan mencari bantuan profesional adalah langkah penting dalam mencegah atau mengatasi gangguan mental. Mendukung kesejahteraan di tempat kerja, termasuk manajemen stres yang efektif, lingkungan kerja yang mendukung, dan akses ke sumber daya kesehatan mental, juga penting untuk mencegah timbulnya gangguan mental di kalangan pekerja di perkotaan.
Untuk mengatasi hal ini, sangat penting bagi pemerintah kota dan pemangku kepentingan terkait untuk memprioritaskan kesehatan mental sebagai bagian integral dari kebijakan kesehatan masyarakat. Meningkatkan kesadaran tentang gangguan mental, memastikan akses mudah ke layanan dukungan psikologis, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung kesehatan mental adalah beberapa langkah yang bisa diambil.
Selain itu, perusahaan dan organisasi harus menerapkan strategi yang berorientasi kepada pencegahan, seperti pelatihan kesadaran mental untuk manajer dan staf, serta menyediakan sumber daya yang cukup untuk program kesejahteraan karyawan. Dengan mengambil tindakan proaktif, masyarakat perkotaan dapat melindungi dan meningkatkan kualitas hidup individu di usia produktif, memastikan mereka tetap berkontribusi secara efektif dalam pekerjaan dan masyarakat. [][Eva Evilia/KK]
*penulisan artikel ini dibantu riset ChatGPT 4
Belum ada komentar !