admin
Kosmetik adalah bagian penting dari rutinitas banyak orang. Meski begitu, tidak lantas semua produk kosmetik aman. Beberapa bahan berbahaya dapat ditemukan dalam kosmetik, terutama di produk ilegal atau yang tidak terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan [BPOM].
Riska, bukan nama sebenarnya, adalah pekerja kantoran di Bandung, baru saja membeli krim pemutih yang direkomendasikan oleh teman kantornya. Dalam beberapa minggu, kulit wajahnya memang tampak lebih cerah, tetapi muncul sensasi panas dan kemerahan. Khawatir, dia memeriksa kemasan produk tersebut. Dengan terkejut, dia mendapati tulisan kecil di bagian belakang produk yang menyebutkan bahan aktif: merkuri.
Mendengar bahwa merkuri adalah bahan berbahaya, Riska langsung menghentikan penggunaan krim itu. Namun, rasa cemas tidak hilang begitu saja. Dia takut efek buruk merkuri sudah merusak kulitnya. Dengan perasaan campur aduk, Riska memutuskan berkonsultasi ke ahli dermatologi untuk memastikan kondisi kulitnya.
Di klinik dermatologi, dokter mendengarkan cerita Riska dengan penuh perhatian. Setelah memeriksa kondisi kulitnya, dokter menjelaskan bahwa merkuri dapat menimbulkan dampak jangka panjang seperti kerusakan kulit dan masalah kesehatan internal. Riska disarankan menjalani detoksifikasi ringan, menggunakan produk yang telah disetujui oleh BPOM, dan menjaga kulitnya dengan bahan alami yang aman.
Dokter juga menyarankan Riska untuk selalu memeriksa label kosmetik sebelum membeli dan berhati-hati terhadap produk dengan klaim hasil instan. Dari pengalaman itu, Riska belajar pentingnya edukasi diri mengenai bahan kosmetik. Ia kini lebih bijak dalam memilih produk, memastikan keamanannya sebelum digunakan. Pengalaman ini mengajarkan Riska, dan kita semua, bahwa kesehatan harus menjadi prioritas utama dibandingkan hasil yang cepat.
Berikut adalah informasi penting tentang bahan berbahaya, cara mengidentifikasinya, dan langkah-langkah untuk mengatasi paparan.
Baca Juga: Penyebab Hiperpigmentasi dan Tips Mengatasi Flek di Wajah
Bahan Berbahaya yang Umum Ditemukan
1. Merkuri
Digunakan untuk memutihkan kulit, tetapi dapat menyebabkan kerusakan ginjal, gangguan saraf, dan bahkan kanker.
2. Hidrokinon
Sering ditemukan pada produk pencerah kulit. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ochronosis [kulit hitam kebiruan] dan risiko karsinogenik.
3. Formalin
Biasanya digunakan sebagai pengawet, tetapi dapat memicu iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan kanker.
4. Pewarna Sintetis Beracun
Beberapa pewarna dapat menyebabkan alergi atau iritasi kulit.
Cara Mengidentifikasi Kosmetik Berbahaya
- Periksa Label: Pastikan produk memiliki nomor registrasi BPOM. Hindari produk dengan klaim instan seperti "cerah dalam semalam".
- Ciri Fisik: Kosmetik berbahaya sering memiliki bau logam, warna mencolok, atau efek yang terlalu cepat terlihat.
- Beli di Tempat Terpercaya: Hindari membeli dari toko daring yang tidak resmi atau pasar tradisional.
Baca Juga: Cantik nan Aman: Jangan Sampai Tertipu Overclaim Kosmetik
Langkah Mengatasi Paparan
Jika Anda terpapar bahan berbahaya dari kosmetik, maka langkah pertama yang harsu Hentikan Penggunaan: Segera berhenti menggunakan produk yang dicurigai mengandung bahan berbahaya.
2. Konsultasi ke Dokter: Jika mengalami iritasi atau efek samping, segera temui dokter kulit.
3. Detoksifikasi Tubuh: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan terapi detoksifikasi untuk mengurangi dampak bahan kimia.
4. Edukasi Diri: Pelajari lebih lanjut tentang bahan kosmetik yang aman dan berbahaya untuk mencegah paparan di masa depan.
Dengan memahami risiko dan cara menghindarinya, kita dapat melindungi diri dari dampak buruk kosmetik berbahaya. Selalu utamakan keamanan dan kesehatan saat memilih produk kecantikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu! [][Vikalena Lasmoskwa/KK]
*penulisan artikel ini dibantu riset Copilot
Belum ada komentar !