Tue, 14 Oct 2025

Psikologi, 01 Oct 2025 16:55 - 1 minggu yang lalu

Menyelami Kepribadian Poliritmik: Hidup dalam Banyak Irama

  • Zola

admin

0 suka
11 dilihat
0 komentar
Psikologi
image
poliritmik - kedaikata

Setiap orang punya cara berbeda dalam menata hidupnya. Ada yang lurus, rapi, dan teratur. Ada pula yang hidup dalam banyak lapisan irama sekaligus—seperti orkestra dengan ketukan berlapis. Pola yang kedua inilah yang sering disebut sebagai poliritmik.

Secara sederhana, kepribadian poliritmik menggambarkan individu yang mampu berpikir atau beraktivitas dalam beberapa pola bersamaan. Ibarat musisi yang memainkan ritme berbeda secara serentak, orang poliritmik merasa nyaman ketika punya banyak agenda atau ide yang berjalan paralel.

Mereka tidak terpaku pada satu jalur. Justru dalam ‘keramaian’ aktivitas itulah mereka menemukan energi. Bayangkan seseorang yang bisa riset sambil menulis cerita pendek, lalu masih aktif di komunitas. Semua ritme berjalan serempak, dan entah bagaimana tetap sinkron.

Baca Juga: Panduan Cerdas Mengatur Keuangan di Tanggal Muda

Ciri, Kelebihan, dan Tantangan

Orang dengan kepribadian poliritmik biasanya mudah beradaptasi, memiliki minat beragam, dan mampu menyeimbangkan hal-hal yang tampak bertolak belakang. Dari sisi positif, mereka sering lebih kreatif dan terbuka pada pengalaman baru.

Namun, tantangannya juga nyata. Terlalu banyak ritme bisa membuat energi terkuras atau fokus buyar. Di sinilah pentingnya mengelola irama: menetapkan prioritas, memberi jeda, dan tahu kapan tubuh serta pikiran butuh istirahat.

Apa Kata Penelitian?

Meski istilah poliritmik personality belum mapan di psikologi, ada riset yang relevan. Misalnya, penelitian oleh Tierney & Kraus [2015] menunjukkan bahwa keterampilan ritme ganda berhubungan dengan kemampuan bahasa—menandakan otak manusia memang bisa memproses beberapa ritme secara bersamaan.

Studi lain dari Fritz dkk. [2006] menemukan bahwa kepribadian memengaruhi respon terhadap musik motivasional: individu yang lebih ‘lively’ bertahan lebih lama ketika mendengar ritme tertentu. Sementara riset neuroimaging [Kumari dkk., 2017] memperlihatkan bahwa kepribadian dalam model Big Five berkorelasi dengan osilasi otak di berbagai frekuensi, seolah otak juga hidup dalam banyak ‘irama’ sekaligus.

Temuan-temuan ini memberi legitimasi pada gagasan poliritmik: manusia memang punya kapasitas untuk menghidupi banyak ketukan—baik dalam musik, pikiran, maupun aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Panduan Kilat Mengatasi Cedera Ringan Saat Olahraga

Hidup dalam Harmoni

Pada akhirnya, kepribadian poliritmik bukan soal melakukan banyak hal sekaligus semata, melainkan tentang bagaimana menerima keragaman dalam diri. Tidak semua orang harus seragam. Ada yang lebih nyaman dengan satu ritme, ada pula yang justru menemukan harmoni di tengah banyaknya irama.

Hidup pun jadi seperti simfoni: berlapis, kadang rumit, tapi tetap bisa indah jika dimainkan dengan penuh kesadaran. Apakah ada teman atau keluarga Anda yang seperti itu? Atau, apakah justru Anda yang punya kecenderungan poliritmik? [][Rudi Tenggarawan/KK]

Komentar

Belum ada komentar !

Kirim Komentar

Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu