admin
Beberapa bulan terakhir, kasus kontaminasi Cesium-137 [Cs-137] jadi perhatian publik dan pemerintah. Isu mencuat setelah otoritas Amerika Serikat menolak impor udang beku dari Indonesia karena dalam pengujian ditemukan jejak radiasi Cs-137.
Dari penelusuran lebih lanjut, Bapeten [Badan Pengawas Tenaga Nuklir] menemukan bahwa sumber kontaminasi mungkin berasal dari logam bekas [scrap metal] yang berada di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten.
Dilansir dari Antara News, sebuah pabrik logam, PT Peter Metal Technology [PMT], dicurigai sebagai salah satu titik asal logam bekas terkontaminasi tersebut. Pemerintah telah menutup akses ke pabrik itu dan melakukan penyegelan area.
Baca Juga: Hari Batik Nasional: Merayakan Warisan, Menumbuhkan Kebanggaan
Pemerintah juga menyebut bahwa Cs-137 bukan zat yang terbentuk secara alami di lingkungan; karena di Indonesia tidak ada reaktor nuklir aktif, maka ada indikasi bahwa kontaminasi ini mungkin berasal dari luar negeri atau melalui proses impor limbah atau logam bekas.
Sebanyak 10 titik di area Cikande terdeteksi memiliki kontaminasi radiasi Cs-137. Dari 10 titik tersebut, dua sudah didekontaminasi, sementara delapan lainnya masih dalam proses pemetaan dan pembersihan.
Pemerintah menyiapkan fasilitas penyimpanan sementara [interim storage] untuk limbah atau material terkontaminasi Cs-137 agar tidak menumpuk dan menimbulkan bahaya tambahan. Fasilitas ini akan sesuai standar internasional, termasuk standar dari IAEA [Badan Tenaga Atom Internasional].
Baca Juga: Menyelami Kepribadian Poliritmik: Hidup dalam Banyak Irama
Di bagian impor, ada juga laporan bahwa beberapa kontainer barang impor terindikasi mengalami alarm di unit deteksi radiasi di pelabuhan, seperti Tanjung Priok. Ini menunjukkan bahwa kontrol radiasi tidak hanya di tingkat produksi domestik, tetapi juga pada pintu masuk barang impor.
Dari sisi kesehatan masyarakat, area-area yang terkontaminasi sudah dipasang tanda peringatan, akses dikendalikan, dan ada pemantauan dari Bapeten bersama tim kesehatan agar paparan terhadap penduduk bisa dikurangi. [][Rommy Rimbarawa/KK]
Belum ada komentar !